NASIB PEMUDA DI PAGI HARI
Disuatu
malam 6 pemuda (chandra, feri, iyus, andri, soni dan ikbal) mengadakan suatu acara makan-makan di rumah
ikbal dan kunci kosan kami bawa, setelah acara selesai soni teman kami pamit sambil
membawa kunci kosan, ia mengatakan akan tidur di kosan tapi kami menginap di
rumah ikbal.
Waktu
sudah menunjukkan pukul 07.00 saya dan 3 teman saya (feri, iyus dan andri) bergegas
pulang dari rumah ikbal, tapi tidak ada satupun orang yang tidur di kosan dan kunci
kosan pun tidak ada, yang kami lakukan hanyalah menunggu di depan kosan sambil
mencari tahu dimana keberadaan teman kami
yang ber-nama Soni.
Beberapa
menit kemudian kami mengusulkan untuk mengopi di kantin Bpk Suhdi samping kosan, walaupun badan belum terbasuh
air, gigi dipenuhi kotoran dan muka masih kusam, kopi buatan Bpk Suhdi ini
memang nikmat sekali walaupun hanya ditemani rokok penambah darah. Tidak lama
kemudian ternyata kami kedatangan tamu yang bernama Unus, Ia bertanya kepada
kami (belum pada mandi ya..?) serempak kami menjawab (tahu aja), kami bertanya
kembali padanya? kamu juga belum mandi ya, sambil nyengir dengan gigi kuningnya
itu ia menjawab, (tau ajah, orang aku kesini juga mau numpang mandi). 27 menit
kemudian sakmad soni datang sambil senyum malu kepada kami, kamipun berkata (sakmad timana dia? Diteangan kamamana eweh),
tapi ia tidak berkata apa-apa hanya senyum malu yang ia berikan. Kemudian pintu
dibuka dan kamipun masuk secara berebutan karena kami tidak tahan ingin buang
air besar, secara bergantian kami menunggu yang di kamar mandi, saudara Fery telponan
dengan pacarnya sambil buang angin yang sangat pedas baunya.
Beginilah
nasib menjadi anak kosan, bukan hanya masuk kosan saja yang susah ternyata
mandipun harus mengantri, sambil memegang handuk dan alat mandi masing-masing
mereka berbaris di depan pintu kamar mandi.
Waktu sudah menunjukkan pukul 08.30 kami
pun sudah rapih dan mulai bergegas unuk memulai aktifitas kami seperti biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar