“HUMAN
BEAST”
Chapter
1 Pertemuan
“Human
Beast” manusia dengan kemampuan untuk menyatukan dirinya dengan hewan dan
merubah dirinya menjadi bentuk yang lain yang biasa kita sebut siluman. Dengan kemampuannya
tersebut, mereka bisa mendapatkan kekuatan dan kecepatan yang melebihi manusia
biasa. Dikarenakan hal itulah, pada masa perang antara 5 kerajaan besar,
kekuatan mereka menjadi senjata utama untuk meraih kemenangan dalam perang, dan
selalu berdiri di garis depan.
Sebagai
akibat dari penggunaan kekuatan “Human Beast” yang terlalu berlebihan jumlah
dari mereka pun menjadi sangat sedikit atau bisa disebut sangat langka.
Tahun
216 M, masa peperangan antara 5 kerajaan besar telah berakhir. Sebagai akibat
darimasa peperangan tersebut mulai bermunculan banyak perserikatan atau guild,
yang bersedia menjadi tentara bayaran untuk melakukan berbagai misi tanpa
terikat pada negara manapun. Diantara banyak serikat yang ada, terdapat 5
serikat(guild) terbesar yang masing-masing mewakili satu kerajaan.
Diantara
kelima guild tersebut ada dua guild yang sampai saat ini menjadi musuh
bebuyutan dan mempunyai kekuatan yang sama besar, mereka adalah AMARTA dan SAINT.
Mereka mempunyai banyak sekali pendekar-pendekar yang namanya sudah sangat
terkenal di seluruh dunia.
Agar
bisa menjadi salah satu dari para pendekar yang terkenal tokoh utama kita yang
bernama Carldika Panthera, mencoba untuk mengikuti tes ujian,untuk masuk ke
dalam salah satu dari guild terkuat, yaitu AMARTA.
“Waaahhh...!!!
Ramai sekali ya, Meigo!”
“Tentu
saja ramai, ini kan tes untuk bisa bergabung dengan salah satu serikat terbesar
AMARTA, tentu saja banyak sekali orang-orang kuat yang ikut serta dalam tes
tersebut.”
Dia
adalah Carldika Panthera tokoh utama dalam novel ini. Saat ini dia sedang
berada di markas besar dari guild AMARTA yang terletak di kota Sandberg yang
terletak di sebelah barat dari ibu kota kerajaan Bartoli.
Sebuah
gedung besar yang mempunyai tinggi 10 meter dengan luas yang mencapai 3 kali
lapangan sepakbola. Merupakan sebuah gedung yang sangat cocok dengan sebuah
guild sebesar AMARTA. Gedung itu memakai warna dasar biru laut yang merupakan
warna ciri khas guild, dengan garis-garis
kuning di kedua sisinya.
Gedung
itu memiliki 4 lantai dan setiap lantai menunjukkan jabatan yang dimiliki
mereka di dalam guild ini. Apabila dia masih seorang anggota maka akan
ditempatkan di lantai terbawah dan begitu seterusnya.
“Mendengar
hal itu, aku jadi tambah bersemangat Meigo!!! Lihatlah, aku pasti akan berhasil
mengalahkan seluruh lawan dan masuk ke guild ini.”
Carldika
Panthera adalah seorang Human Beast tipe kucing.Dia memiliki rambut berwarna
putih dengan mata yang berwarna hitam, di punggungnya terselip sebuah tombak
trisula berwarna putih yang bagian tajamnya mengarah ke bawah dan dibalut oleh
gulungan kain.
Lawan
bicara Carldika bukanlah seorang manusia, melainkan seekor kucing hitam, yang
bisa berbicara layaknya manusia, bernama Meigo.
“Cepatlah
Carl! Acaranya akan segera dimulai.”
“Iya,
aku segera ke sana Meigo.”
[Para
hadirin dan peserta ujian sekalian harap segera berkumpul dan segeralah
mendaftarkan diri kalian, karena kita akan segera memulai ujian tes masuk guild
AMARTA]
“Kakak
cepat ke sini, acaranya mau dimulai nih, cepet kak!!”
Seorang
perempuan cantik dengan rambut kuncir dua berwarna merah,tampak sangat
terburu-buru, sepertinya dia ingin menyaksikan ujian masuk guild AMARTA. Di
belakangnya, mengikuti seorang wanita cantik, yang juga mempunyai rambut
berwarna merah dengan model kuncir kuda, dia juga ikut berlari kecil mengikuti
adiknya yang tampak sangat tidak sabaran itu.
“Iya-iya
sabar Reiya, jangan buru-buru, lagi pula kita ke sini hanya untuk melihat-lihat
saja kan.”
DRAP,
DRAP,DRAP!
BUGH!!!
Tiba-tiba
saja perempuan berambut kuncir dua berwarna merah dan bermata hijauitu, menabrak
Carldika dengan sangat keras.
“Aduh!!.”
Carldika
pun menahan tubuh gadis yang hendak terjatuh itu dengan kedua tangannya.
“Maafkan
aku nona, kamu tidak apa-apa kan?? Apa ada yang terluka?”
Dengan
menahan rasa sakit, wanita berambut panjang berwarna merah dan bermata hijau itu
menjawab pertanyaan Carldika, yang kelihatan sangat mengkhawatirkan keadaannya.
“Aku
baik-baik saja koq kakak berambut putih, maafkan aku karena menabrak tubuh
kakak....”
Lalu
kakak Reiya wanita berambut merah tersebut pun datang dengan tergesa-gesa. Sama
seperti adiknya wanita itu memiliki rambut panjang berwarna merah yang indah
juga tapi, berbeda dengan adiknya, Mira memiliki bolamata yang berwarna coklat.
“Apakah
kau tidak apa-apa tuan? Tolong maafkan adik saya yang ceroboh ini. Reiya,
bukankah sudah kubilang kau jangan terburu-buru!”
Gadis
itu bernama Mirajane Rosemary dia memiliki rambut merah panjang dengan bentuk pony
tail. Matanya berwarna coklat dan memiliki wajah yang cantik, dan bentuk tubuh
yang indah.
Tak!!!
<“Adaw!!
Hei!! Apa yang kau lakukan kepada narator Mira?”>
<“Aku
hanya melakukan peringatan agar narasinya hanya sampai disini saja. Kalau lebih
jauh lagi maka tidak hanya pukulan tangan kanan ini yang mendarat ke kepalamu,
tapi... bisa saja kau takkan bisa menjadi narator lagi.”>
<<Mata
dan aura yang sangat menakutkan seakan-akan dia akan membunuhku kalau aku
memberikan tiga data penting.Tapi, dia seperti mampu membaca apa yang aku
pikirkan.>>
Maaf
ya para pembaca sekalian narasi akan berlanjut ke adik Mirajane, yang bernama
Reiya Rosemary. Sama seperti kakaknya yang cantik, Reiya juga merupakan wanita
yang memiliki wajah yang rupawan. Sama seperti kakaknyadia juga memiliki rambut
yang berwarna merah. Tapi, berbeda dengan kakaknya yang pony tail, adiknya
mempunyai bentuk rambut kuncir dua yang kelihatan sangat imut.
Mengenai
tubuhnya.............
Maaf
para pembaca sekalian, ini adalah penulis, dikarenakan sesuatu hal maka narator
yang tadi tidak bisa menjalankan tugasnya untuk sementara, dan digantikan
dengan narator cadangan. Baiklah cerita akan berlanjut.
“Maafkan
aku kak Mira, dan kakak berambut putih, sekali lagi aku mengucapkan maaf, lain
kali aku akan lebih hati-hati lagi.”
Reiya
mengatakan itu sambil meletakkan tangan kirinya dikepala dan tersenyum malu.
“Sudah-sudah,
jangan terlalu dipikirkan. Oh, iya maaf aku belum memperkenalkan diri, namaku
Carldika Panthera. Salam kenal dua nona cantik berambut merah.
“Namaku
Mirajane Rosemary, maaf ya. Adikku ini memang ceroboh.”
“Kalau
aku,namaku adalah Reiya Rosemary, salam kenal, kakak rambut putih.”
Pertemuan
tersebut, menjadi awal dari kisahyang akan menceritakan hubungan rivalitas antara
mereka berdua.<<Carldika Panthera yang nantinya akan mendapatkan julukan si
Kucing Hitam dan Mirajane Rosemary yang dijuluki Penyihir Lima Elemen>>
Dan
Carldika punmelepaskan pelukannya dan membantunya berdiri.
“ Iya,
sama-sama.”
Mirajane
terlihat sangat tertarik kepada Meigo, dia terus saja memandangi Meigo dengan
penuh perhatian.
“Carldika,
apakah kucing itu bisa berbicara??”
“Iya
tidak seperti kucing biasa “dia” memang bisa berbicara. Memang ada apa,nona Mirajane??”
Tanpa
menjawab pertanyaan dari Carldika, Mira kembali bertanya.
“Carldika
apakah kau seorang “Human Beast”?? Lagipula rambut putihmu itu.....”
[Para
peserta diharapkan segera berkumpul karena kita akan segera mengumumkan tata cara ujiannya]
“Sepertinya
sudah waktunya, maaf ya nona sepertinya pertanyaan itu akan aku jawab nanti,
dah....”
Carldika
pun meninggalkan gadis berambut merah dan bermata coklat itu yang kelihatannya
masih ingin melanjutkan perbincangan dengan Carldika.
“Kakak,kalau
dia benar-benar seorang “Human Beast” dan bergabung dengan Amarta, itu akan
membuat Amarta semakin kuat.”
Kata
Reiya sembari terus memperhatikan Carldika, yang sosoknya semakin menjauh dari
pandangan mereka berdua.
“Kau
benar Reiya, kalau begitu bagaimana kalau kubuat dia bergabung ke guild kita
saja, aku akan ikut serta ke dalam ujian ini.”
“Tapi
kakak, sebagai ketua guild, kakak kan tidak boleh meninggalkan guild dan
bergabung dengan guild lain seenaknya.”
“Siapa
bilang aku akan keluar dari guild, aku hanya bilang akan ikut sertadalam tes
tersebut, kalau masalah identitas aku hanya perlu merubah penampilan saja.”
“Tapi
kakak, apa kakak yakin bisa mengalahkannya, dia itu seorang “human beast” loh.”
Kata
Reiya dengan wajah yang penuh tanda tanya, seraya mengangkat jari telunjuk
kanannya setinggi wajahnya.
“Kalau
tidak punya keyakinan aku tidak akan ikut, aku yakin akan bisa membuat dia
masuk ke guild kita. Seorang “human beast” akan membuat guild kita semakin
kuat, bukan-bukan hanya sedikit, mungkin kita bisa masuk ke dalam jajaran
guild-guild ternama.”
Mirajane
mengatakan hal tersebut dengan wajah yang penuh ambisi dan keyakinan penuh, dia
mengangkat tangan kanannya setinggi dada dan kemudianmengepalkan telapak
tangannya.
“Aku
akan membuatmu bergabung dengan guildku. Apapun yang terjadi Carldika!!.”
(Aku
tak pernah melihat wajah kakak yang seperti ini lagi semenjak insiden itu,
kalau sudah seperti itu, kakak takkan bisa dicegah oleh siapapun.)
[Para
peserta sekalian kita akan memulai proses pengambilan nomor urut peserta,
sekaligus merupakan ujian tahap pertama yang akan menentukan di pintu mana yang
berada di sebelah kiri saya ini para peserta akan masuk, untuk menjalani tes
ujian yang kedua.]
[Tak
perlu berlama-lama lagi...... Ini dia tempat pengambilan nomor tersebut]
Seusai
pengumuman tersebut... bagian bawah dari panggung tersebut terbelah dua dan
muncullah sebuah bola air yang mengambang diudara yang mempunyai ukuran sangat
besar, sampai-sampai sanggup memuat ratusan orang didalamnya.Setelah melihat
yang muncul adalah bola air, rasa cemasanpun muncul di wajah Carldika.
“Ini,
gawat....Meigo aku tidak pernah berpikir kalau ujiannya akan menjadi seperti
ini”
Dan
Meigo pun membalas ucapan Carldika dengan wajah yang sama paniknya.
“Iya,
ini sangat gawat Carl.”
Carldika
pun mulai sangat gelisah dan kemudian berteriak sambil memegangi kepalanya, dengan
kedua tangannya.
“Kenapa
harus begini?? Aduhhhh, aku ini kan tidak bisa berenang.”
“Ada
apa dengan orang itu? Sepertinya dia sangat tidak senang dengan peraturan
pengambilan nomor urutnya....”
Dia
adalah Ruinz. Salah satu peserta yang ingin mengikuti ujian masuk serikat
AMARTA. Dia adalah pemilik pedang besar legendaris bernama Basilisk. Dia
memiliki rambut berwarna hitam, dan warna mata yang hitam. Dia sangat besar
tinggi tubuhnya sekitar 180 cm tubuhnya diliputi otot-otot yang besar juga
sampai-sampai otaknya pun berubah menjadi otot.
...............
Aaaaaaahhhhhh.
Sudah dua narator yang menjadi korban maka dengan sangat terpaksa, saya sendiri
sang penulis, akan mengisi kekosongan sementara sampai ditemukan penggantinya.
[Baiklah
saya akan menjelaskan peraturan dan tata cara dalam pengambilan nomor urut
peserta.]
[Dihadapan
kita ada sebuah bola air yang didalamnya terdapat banyak bolabernomor, yang terdiri dari bola nomor 1 sampai 100 yang
menunjukkan di pintumana peserta
sekalian akan memulai tes
kedua. Semakin kecil digit angka yang tertera, semakin mudah ujian yang akan
dihadapi oleh peserta, begitu juga sebaliknya semakin besar angkanya, semakin
sulit ujiannya.]
[Jadi,
ini adalah ujian persaingan antar peserta dalam mengambil nomor urut sekaligus
juga sebagai unjuk kemampuan para peserta. Jangan pikir ini sebagai bola air
biasa, bola air ini memiliki 10 lapisan, dimana pada lapisan pertama tekanan
yang dihasilkan, sebesar 50 KG pada lapisan kedua tekanannya akan semakin
bertambahmenjadi dua kali lipat dan begitu seterusnya. Jadi, kerahkanlah semua
kemampuan kalian para peserta sekalian!.]
[Tidak
perlu berlama-lama lagi. AYO...!!!! kita mulai ujiannya.....]
BYUR,
BYUR, BYUR..!
Para
peserta satu persatu mulai memasuki bola air tersebut.
“Aku
tidak akan kalah! Meigo aku juga akan masuk”
“Tapi
Carl, kau kan tidak
bisa berenang, gimana caranya kamu untuk mengambil nomor urut yang ada di dalam
bola air tersebut”
“Kita
tidak akan mengetahuinya sebelum mencobanya, karena itu walaupun tidak bisa
berenang aku akan mengerahkan semua kemampuanku untuk melakukannya.
“Haaah....
tidak pernah berubah ya kamu ini. Kalau sudah seperti itu aku tidak bisa mengatakan
apa-apa lagi, yang penting jangan sampai tengelam.”
Carldika
pun masuk ke dalam air tersebut dan pada akhirnya sesuai dengan yang
diperkirakan, Carldika yang tidak bisa berenang itupun mengalami kesulitan di
dalam bola air tersebut, dan dia bergerak dengan susah payah di dalam bola air
tersebut.
(Sial,
ternyata lebih sulit dari yang kuduga, tekanan air ini sangat kuat terlebih
lagi banyak peserta kuat didalamnya kalau begitu lebih baik kuambil saja nomor
yang berada didekatku. Dan berjuang di ujian yang berikutnya walaupun katanya
ujian yang dihadapai sulit, tapi aku takkan tau hasilnya kalau aku tidak
mengerahkan semua kemampuanku.)
Tiba-tiba
saja sebagian tempat dari bola air tersebut itu menjadi beku dan kemudian
seorang wanita menghancurkan bagian yang telah menjadi es tersebut, dan
melangkah secepat mungkin untuk mengambil bola bernomor satu. Dengan mudahnya
dia mengambil bola yang bernomor 1 itu dan keluar dari es tersebut sebelum es
tersebut kembali mencair, dan kembali kepada wujudnya semula.
“Ternyata
tidak bisa dibekukan selamanya ya? Ini pasti dibuat oleh seorang penyihir yang
kuat.”
Kata wanita berambut biru itu.
[WAHHH....
diluar dugaan peserta bernama Frozza Shapira sudah terlebih dulu menyelesaikan
ujian pengambilan nomor tersebut, dia memakai sihir esnya untuk membekukan
airnya lalu dengan mudah dia mengambil bola bernomor 1]
“Padahal
kukira ujiannya sulit tetapi kalau hanya seperti ini aku akan dengan mudah
melaluinya”
“Seperti
biasa kau selalu menakjubkan Frozza.”
Dia
adalah Frozza Shapira seorang wanita cantik berambut biru panjang yang terurai,
dan mempunyai mata yang besar berwarna biru juga. Benar-benar sosok yang
anggun. Dia sedang memegang sebuah tongkat sihir. Sama seperti Carldika dia
juga merupakan seorang “Human Beast”.
“Terima
kasih Weiss, kucing putihku yang manis.”
Tidak
seperti Meigo yang memiliki kemampuan berbicara layaknya manusia. Seluruh hewan
pasangan dari human beast hanya bisa berbicara dengan menggunakan telepati
kepada tuan mereka.
[HEBAT..!!!
Wanita itu benar-benar hebat, padahalpada umumnya seorang “Human Beast” tipe
kucing tidak mempunyai kemampuan renang yang baik tapi dia bisa menutupi
kekurangan tersebut dengan menggunakan sihirnya untuk membekukan air, sehingga
terbentuk jalan yang bisa dia lalui, sekaligus menghentikan peserta yang
lainnya, untuk mendapatkan nomor tersebut]
“Sial
bola nomor 1 sudah didapatkan, aku harus bergegas, paling tidak, harus
mendapatkan nomor dengan digit satu angka. Agar tidak mendapatkan kesulitan
dalam tantangan berikutnya.”
Seseorang
yang berkata seperti itu adalah Ruinz, dia sedang berjuang dengan sekuat tenaga
untuk memperoleh nomor ujian dengan digit angka kecil.
“Kakak
bersemangatlah...Kalahkan mereka semua!”
Reinz pria dengan rambut pirang dan bermata biru itu, memberikan
semangat kepada kakaknya yang sedang berjuang di dalam bola air tersebut.
“Tentu
saja Reinz aku pasti lolos dari ujian ini dan masuk ke guild AMARTA.”
(Kakak
yang selalu terlihat pesimis itu, mengatakan hal seperti itu dengan penuh
semangat. Aku sebagai adikmu, merasa bahwa kau sudah berubah menjadi lebih baik
kakak)
Dia
adalah Reinz adik dari Ruinz berbeda dengan kakaknya yang bodoh Reinz sudah
lebih dahulu bergabung dengan salah satu guild yang cukup kuat yaitu FALCON,
bukan hanya bergabung dia merupakan salah satu anggota dewan FALCON.
Dia
adalah pria yang bertubuh ramping dan berwajah tampan, memiliki rambut yang
berwarna pirang dan mata berwarna biru. Selain hal tersebut ada alasan lain
kenapa dia bisa menjadi anggota dewan adalah karena kemampuannya yang
disebut-sebut kemampuan langka dan unik, yaitu sihir untuk mengendalikan
tumbuhan.
“Human
Beast, yang bisa mengendalikan sihir ya. Hal ini sangat langka.”
“Ke-ketua.”
Tiba-tiba
saja ditengah-tengah acara, muncul seseorang laki-laki yang mengenakan baju kebesaran
guild Amarta. Laki-laki itu memiliki rambut berwarna coklat, ciri khas yang
membuat dia sangat mudah dikenali selain seragam yang dikenakannya adalah
bentuk pupil matanya yang tak lazim, yang berbentuk segitiga berwarna merah, dia
juga memiliki tubuh yang tegap. Dia memancarkan aura yang sangat kuat
selayaknya seorang pemimpin.
Dia
adalah ketua dari guild Amarta dan termasuk ke dalam daftar 10 orang terkuat di
dunia ini dan sekaligus menjabat sebagai panglima perang kerajaan Bartoli.Pada
tahun ini juga pria ini dinobatkan sebagai pria terseksi versi majalah
“ZERRISSEN”.
“Kyaaaaa.....Tuan
Goran!!”
Itulah
dia Goran, laki-laki
yang sangat menakjubkan dan menjadi idola bagi semua wanita.
“Hampir
semua wanita.”<<Mirajane>>
<”Iya
hampir semua, maaf aku salah Mira. Dia kelihatannya tidak senang.”>
Lalu
salah seorang panitia seleksi itu bertanya kepada Goran.
“Tuan
ada maksud apa, anda datang kesini?”
“Tidak
ada maksud apa-apa hanya ingin menyaksikan para calon anggota baru AMARTA. Sepertinya
kita kedatangan dua orang ‘Human beast’ yang katanya sangat langka ini.
Keduanya sepertinya sangat menarik apalagi nona yang mempunyai kemampuan sihir
es itu. Siapa dia?”
Dia
bertanya dengan wajah yang penuh ketertarikan.
“Frozza
Shapira dia adalah anak dari pasangan Reiga Tigra seorang ‘Human Beast’ tipe kucing besar dan
Freya Shapira sang ‘ratu es’. Dikatakan bahwa dia memiliki seluruh kemampuan yang
diwariskan dari kedua orang tuanya.”
“Oh,
begitu... pantas saja dia jadi bisa menggunakan sihir, karena biasanya seorang
‘human beast’ tidak memiliki kemampuan untuk menguasai sihir. Hal ini bisa
menjadi nilai plus sekaligus minus baginya. Karena dia terlahir dari manusia
dan human beast dia memiliki darah campuran yang bisa mengakibatkan dia tidak bisa
mengeluarkan semua kemampuan dari human beast yang dia miliki. Setelah
mendengar hal tersebut ketertarikanku padanyamenjadi berkurang.”
Goran
pun mengalihkan perhatiannya pada peserta lainnya yang tengah tenggelam di
dalam bola air besar tersebut, yaitu Carldika.
“Oh
iya, lalu siapa pemuda berambut putih yang terlihat tenggelam di dalam bola air
itu.”
“Dia,
laki-laki itu......Maaf kami tidak memiliki banyak data mengenai anak tersebut
selain dia berasal dari hutan Aggresia dan dia bernama Carldika Panthera.”
“Kalau
begitu keluarkan dia dari bola air itu, kalau terus seperti itu dia hanya akan
berakhir tanpa bisa mendapatkan satu
nomor pun.”
Goran
memerintahkan para bawahannya.
“Baik
ketua!.”
Para
prajurit yang berbadan besar tersebut mendekati bola air besar yang terletak ditengah ruangan dan
memasukkan tangan mereka ke dalamnya untuk menarik Carldika keluar.
“Hei-hei,
apa yang kalian lakukan!! Kalau aku ditarik keluar, maka aku akan
didiskualifikasi.”
Carldika
pun mencoba berontak untuk melepaskan diri dari mereka tapi sia-sia saja di
dalam air kekuatannya menjadi lemah.
Lalu
salah seorang dari pria-pria
bertubuh tegap itu pun berkata
“Kau,
dipanggil untuk menghadap kepada ketua kami, tuan Goran.”
“Eeeeeehhh,
dipanggil oleh ketua guild AMARTA, ada apa ya aku sedikit bingung?.”
“Kau
akan tahu kalau kau pergi menghadapnya. Sekalian juga dengan kucingmu”
“Iya......baiklah...!!!
Carldika
pun pergi dengan kepala yang tertunduk karena berpikir dia akan
didiskualifikasi dari ujian.
Carldika
pun sampai ke tempat ketua Amarta itu berada,dengan menunjukkan wajah yang
penuh kekhawatiran.Dia pun memperkenalkan dirinya dengan nada bicara yang
sopan.
“Na-namaku
Carldika Panthera, umur 17 tahun, tinggi 178 cm berat 74 kg golongan darah A
tempat tinggal pedalaman hutan Aggresia. Sa-salam kenal ketua!! Dan tolong
terimalah aku di guildmu.”
Ketua
Amarta tersebut hanya bisa tersenyum melihat tingkahCarldika.
“Hahahahaha,
tingkah lakumu ini lucu sekali, tidak perlu sampai selengkap itu memperkenalkan
dirimu. Oh iya, kau sangat ingin sekali masuk ke dalam guild kami ini kan?“
“I-iya
sangat ingin sekali karena saya sama sekali tidak mempunya keahlian lainnya
selain bertarung jadi kupikir kalau aku masuk ke dalam guild ini saya bisa
menyalurkan kemampuan saya dengan baik.”
“Kalau
kau memiliki kesungguhan hati sebesar itu aku akan memberikanmu suatu tes ujian
pertama yang spesial. Kau tidak perlu mengambil nomor dari bola air itu lagi
karena percuma saja, kau ini tidak bisa berenangkan? Karena itulah aku akan
memberikan tes spesial yang pesertanya hanya kau saja dan kalau kau lolos dalam
ujian ini kau akan bisa langsung lolos keujian ketiga, apa kau menerimanya??”
“Asalkan
tidak berhubungan dengan air, saya dengan penuh semangat akan menerima ujian
itu.”
Carldika
mengatakan hal tersebut dengan wajah yang penuh keyakinan.
Goran
hanya bisa tersenyum mendengar keteguhan hati dari pria tersebut. Kemudian dia memasukkan
tangannya ke sakunya dan mengambil sesuatu yang ternyata adalah sebuah kunci.
“Kalau
begitu ambillah kunci ini dan buka pintu nomor 0 itu, tadinya sesuatu di pintu
itu akan dijadikan ujian untuk tes ujian kedua, tapi dikarenakan ujian yang
kelewat berat jadi pintu tersebut tidak dijadikan bahan ujian.”
“Kalau
kau lolos dari ujian yang terdapat pada pintu tersebut, maka kau akan langsung diperbolehkan
untuk ikut dalam ujian ketiga . Bagaimana Carldika Panthera, apa kau mau menerimanya?
Kau tak perlu khawatir, karena disana tidak ada tantangan yang berhubungan
dengan air.”
Goran
pun menyerahkan kunci tersebut kepada Carldika, dan langsung diambil oleh
Carldika tanpa ragu.
“Kuterima
kuncinya. Tuan Goran, apakah anda sungguh-sungguh memberikannya untuk saya?
Padahal saya sama sekali tidak bisa melakukan apapun di dalam bola air tersebut
karena tidak punya kemampuan berenang. Hiks! Anda baik sekali.”
Carldika
mengatakan hal tersebut dengan mata yang berkaca-kaca.
“Sudahlah
tidak usah dipikirkan, lagipula aku ingin melihat kemampuanmu dalam
pertarungan, soalnya human beast berdarah murni sudah sangat langka sekarang.”
“Kalau
memang begitu akan kutunjukkan suatu pertunjukkan yang bagus, anda takkan
menyesal telah memberikan ujian khusus ini tuan. Sekali lagi terima kasih
banyak tuan Goran. Sebentar tuan, dari mana anda tahu kalau aku seorang human
beast berdarah murni?”
“Tentu
saja dari kucing yang bisa berbicaramu itu, dan kenyataan bahwa kau itu tidak
bisa berenang, juga merupakan bukti kuat bahwa kau merupakan seorang human
beast berdarah murni.”
Mendengar
hal itu Carldika hanya bisa tersenyum pahit.
“Begitu
ya, hahhaa.. untunglah kalau tingkah lakuku tadi bisa menjadi penolong disaat
terakhir.”
[Pengambilan
nomor urut telah selesai. Semua peserta yang telah berhasil mengambil nomor
urut silahkan menuju ke ruangan sebelah kiri saya]
Ruinz
melangkah menuju ruangan besar tersebut dengan wajah yang kelihatan tidak
bahagia. Ada apa ya, dengannya??
“AH,
sial bukannya dapat nomor yang berdigit kecil malahdapat yang besar. Apa nasibku sedang buruk
ya?”
“Kakak
ada apa denganmu, sepertinya kau kelihatan tidak senang.”
Dengan
wajah sedih, Ruinz menjawab pertanyaan adiknya tersebut.
“Aku
mendapatkan nomor 100! Bagaimana aku bisa bahagia dengan hal ini. Bukankah semakin
besar nomor yang didapat, semakin sulit ujian yang akan dihadapi, dan aku malah
dapat yang terbesar, aahhh sepertinya ini benar-benar hari sialku.”
[Dikarenakan
seluruh peserta sudah mendapatkan nomor urutnya maka sekarang kita akan segera
melaksanakan ujian tahap kedua]
“Tunggu
sebentar, aku ingin mengatakan sesuatu. Tuan pembawa acara tolong pinjamkan
saya pengeras suara tersebut.”
Tiba-tiba
saja Goran, ketua dari guild
AMARTA menyela pengumuman yang sedang berlangsung.
Si
pembawa acara tersebut pun memberikan pengeras suara tersebut dan mempersilahkan
Goran untuk berbicara.
“Silakan
tuan Goran.”
Seisi
ruangan pun menjadi riuh rendah karena hal tersebut.
“Ada
apa ini??”
“Mengapa
tiba-tiba saja sang ketua guild berbicara ditengah-tengah ujian??”
[Para
peserta sekalian, pertama-tama saya akan mengucapkan selamat kepada kalian yang
telah berhasil melalui ujian pengambilan nomor untuk melangkah ke ujian yang
berikutnya. Tapi bagi yang tidak berhasil kami mengadakan ujian alternatif bagi
para peserta tersebut, yaitu dengan memasuki pintu bernomor 0 tersebut. Kalian
dapat menggunakan kerjasama tim dalam menghadapi ujian dibalik pintu tersebut
dan apabila berhasil, maka seluruh peserta yang berhasil bertahan akan lolos.
Jadi bagaimana, apakah kalian akan menerima tantangan ini?]
“Tu-tunggu
sebentar ketua!.”
Tiba-tiba
saja Carldika menyela pembicaraan.
[Ada
apa peserta Carldika?]
“Bukankah
sebelumnya, anda berkata bahwa ujian yang ada di dalam pintu tersebut hanya
untukku saja? Kenapa tiba-tiba saja anda merubahnya dan berkata seperti itu?”
Mendengar
hal itu, Goran hanya memberikan sebuahsenyum pahit kepada Carldika
“Begitu,
aku hanya berpikir bahwa akan menjadi tidak adil kalau ujian spesialnya hanya
diberikan untukmu saja, aku juga ingin memberikan para peserta yang gagal ujian
alternatif. Jadi aku tidak akan dipandang sebagai orang yang pilih kasih. Apa
kau keberatan dengan hal itu Carldika?”
JIIIITTTT
Goran
mendekatkan wajahnya dengan wajah Carldika
dan menatap Carldika dengan tajam, yang kelihatan seperti tidak puas dengan jawaban Goran.
“Ka-kalau
itu ke-keputusan yang mulia saya tidak keberatan sama sekali. Tapi saya tidak
akan bekerja sama dengan peserta yang lainnya, untuk menyelesaikan ujian
tersebut!.”
(Ma-matanya
sangat menakutkan)
(Memang
itu yang kuharapkan Carldika, kau harus menyelesaikan ujian ini dengan usahamu
sendiri, kalau kau ikut membantu ujian peserta lain, kau takkan kurekrut
menjadi anggota)
“Ujian
di gerbang no 0, beruntung sekali mereka.”
Kata
Ruinz dengan wajah penuh rasa iri.
“Kakak
kau tidak perlu berkata seperti itu, lagipula ujian tersebut hanya untuk peserta
yang gagal pada tahap pertama saja, jadi... kau tidak mungkin bisa turut serta.
Tapi ada yang aneh dengan persyaratan pada ujian ini, para peserta
diperbolehkan untuk bekerja sama, bukankah setiap nomor yang berangka rendah
berarti ujian yang disiapkan lebih mudah ketimbang nomor yang berangka besar?”
“Iya
kan! Sangat tidak adil! Sudah ujiannya mudah, bisa bekerjasama lagi.”
PLAK!
Reinz
memukul Ruinz dengan sebuah kipas putih, yang selalu di bawa-bawanya.
“Bukan
itu yang kumaksud kakak bodoh!”
Reinz
pun membuka kipasnya dan menutup bagian bawah wajahnya,lalu mulai menggumamkan
sesuatu.
“Ada
sesuatu yang janggal pada peraturan itu dan bisa jadi kalau ujian yang
disiapkan di balik pintu itu adalah ujian tersulit yang takkan terselesaikan,
apabila seluruh peserta tidak menyatukan kekuatan mereka.”
”Maksudmu,
nomor yang terdapat pada bola itu kemungkinan hanya tipuan saja?”
“Bisa
jadi begitu, kita takkan bisa memastikan hal itu sebelum pintu itu dibuka.”
Cklek!
Tiba-tiba saja terdengar
suara pintu yang dibuka.
“Hei,hei
Carldika, apa yang kau lakukan? Belum ada perintah untuk membuka pintu
ujiannya.”
Kata
Meigo dengan wajah yang sangat terkejut, sampai-sampai membuatnya berdiri
dengan dua kaki.
“Ma,
maaf, aku hanya tidak bisa menunggu lagi karena, aku sangat penasaran dengan
hal yang terdapat di dalam pintu tersebut.”
“Tidak
mungkin, apa kita harus melawan mahluk ini? Kita takkan menang, bukakankah dia
itu sang naga merah”
Seseorang
peserta yang ikut ujian di pintu tersebut merasa sangat terkejut dan sangat
ketakutan sampai membuatnya terduduk dilantai dan berkeringat sangat banyak,
dihadapan kekuatan besar yang akan dihadapinya.
“Hah!
Ada apa? Apa yang kau takutkan?
Carldika
melihat peserta tersebut dan bertanya kepadanya.
“Apa
kau tak melihatnya di sana, di dalam pintu itu. Lihatlah cepat!”
Seseorang
peserta lainnya memberitahu penyebabnya, sambil menunjuk ke arah naga merah
besar tersebut dengan jari telunjuk kanannya.
“Ohhhh..
seekor naga ya, wah sudah lama nih aku tidak melihat mereka. Waaahhh! Benar-benar
besar ya! Hei Meigo, sepertinya kita bisa makan daging naga lagi nih, apa lagi
dia sangat besar begitu, bisa sekalian dijadikan persediaan makanan nih. Sudah
5 tahun aku tidak makan naga lagi, aku jadi kangen ama rasanya.”
!!!!......
Seisi
ruangan menjadi sangat terkejut dengan perkataan sembarangan Carldika.
“Kau
sudah gila ya, apa maksudmu dengan memakannya!? Itu naga, naga, dia itu bukan
sapi ataupun kambing yang bisa kau makan sesukamu.”
“Hahahahhahah,
dia benar-benar gila dan sangat tidak beruntung, bukankah begitu Reinz?
Syukurlah aku tidak mendapatkan nomor 0 gila itu.”
“Bukankah
sudah kukatakan kak, persyaratan yang di berikan sangat berbeda dengan yang
lain, dan tentu saja ujiannya pun akan sangat berbeda dengan ujian yang lainnya
juga.”
(Tapi
kepercayaan diri apa yang dia tunjukkan itu, apa dia benar-benar yakin bisa
mengalahkannya, dan juga 5 tahun lalu dia pernah menghadapi seekor naga juga.
Saat ini dia kira-kira berumur sekitar 17 tahunan. Apa itu artinya dia masih berumur 12 tahun pada
saat dia mengalahkan naga tersebut.Bagaimana bisa, anak sekecilnya bisa
menakklukkan naga? Mungkin aku bisa melihat kelahiran seorang legenda di sini.
Benar-benar saat yang sangat berharga, seseorang yang mungkin akan menjadi
lawan yang tangguhuntuk guild kami.)
“Kak
Miraaa, dia sangat gila, dia ingin memakan naga yang sangat kuat tersebut, tapi
yang dihadapinya itu si merah kan?. Apa dia benar-benar bisa menghadapi naga
itu dan melawan kakak di ujian selanjutnya?”
“Jangan
meremehkannya Reiya, dia bukanlah orang sembarangan dan apa yang dikatakannya
itu semuanya adalah kenyataan,karena dia bukanlah tipe orang yang suka sesumbar.
Aku pasti akan menghadapinya nanti di ujian ketiga. Karena itu, aku harus
benar-benar serius dalam menghadapinya, karena dia mengingatkanku dengan seorang
pria, yang juga memiliki rambut putih yang sama dengannya. Rambut putih itu,
takkan pernah kulupakan seumur hidup. Si kilat putih, begitulah orang-orang
menjulukinya, dia menghancurkan sebuah guild besar sendirian hanya untuk
menyelamatkan seorang gadis kecil, yaitu aku.”
Saat
ini Mira dan Reiya, melakukan perbincangan dengan menggunakan kemampuan telepati
yang mereka miliki. Hal tersebut dikarenakan saat ini Mira sedang mengikuti
ujian tahap kedua dan tidak bisa menunjukkkan jati dirinya yang sebenarnya.
“Carldika
kau harus menghadapi naga tersebut sendirian, apabila kau menyerangnya
bersama-sama dengan peserta lain kau akan aku diskuilifikasi dari ujian ini.
Jadi bagaimana, apa kau mau terima persyaratan tersebut?”
Ketua
guild Amarta tersebut memberikan syarat yang sangat sulit untuk Carldika.
“Takkau
katakan pun, aku tidak mau menyerang dengan keroyokan, karena tidak adil bagi
naga itu. Tapi kalau naga itu dikalahkan oleh peserta lain dan mati, kau sudah
punya penggantinya kan?”
“Tidak
usah kau khawatirkan masalah itu, lagipula hanya kau lah yang bisa menghadapi
naga tersebut saat ini.”
[Baiklah
para peserta sekalian silahkan buka pintu masing-masing kita akan mulai ujian
keduanya]
“Baiklah
aku akan duduk disini saja sampai kalian selesai melawan naga itu.”
Dikarenakan
tidak diperbolehkan untuk membantu peserta lain, saat ini Carldika hanya bisa
duduk bersender di dekat pintu masuk.
“Tidak!
Aku akan pulang saja”
“Aku
juga!.”
“Tidak
mungkin kita bisa melawan monster itu.”
Sebagian
besar peserta tersebut pun mengundurkan diri dari tempat ujian.
“Heeeh
dasar para pengecut. Hei, pemuda berambut putih. Kalau kau tidak mau ikut serta,
silahkan tapi jangan menyesal kalau kau menghadapi ujian yang lebih berat lagi.”
“Baiklah,
semoga kau berhasil.”
Carldika
menjawab kata-kata dari pemuda itu dengan sangat enteng.
“Semuanya!
Ayo kita maju dan habisi naga itu.”
“Baiiikkk!”
“Majuuu!”
“Groaaaa.”
“Serang
bagian lehernya!.”
Wuurrrrhhrhssss
Napas
api disemburkan oleh naga merah tersebut dan membakar serta menewaskan 10 orang
dari mereka.
“
Jangan gentar semuanya! Segera kepung lagi.”
“Tidak....tidak
mungkin kita bisa mengalahkannya! Naga tersebut berada di dunia lain yang tak
terjangkau oleh kita.”
“Jangan
takut, kita takkan kalah kalau bekerja sama.”
“Percuma!!
Kalau kita tetap bertarung, kita semua akan mati.”
Lalu
seluruh peserta yang selamat itu melarikan diri secepat yang mereka, bisa
menyisakan 2 peserta di dalamnya yaitu Carldika dan peserta lainnya yang hanya
bisa tertegun di depan naga besar tersebut, melihat sebuah kekuatan yang
sepertinya sangat mustahil untuk ditaklukkan.
Dan
tiba-tiba saja naga tersebut mengerakkan cakar tangan kanannya dan menyerang
laki-laki sang sedang tertegun itu dengan gerakan vertikal.
“Sial!,..”
BUAGH
Lelaki
tersebut mencoba menahan serangannya dengan perisai yang terdapat di lengan
kirinya tapi percuma saja perbedaan tenaga yang sangat besar menyebabkannya
terhempas ke udara dan menabrak dinding arena tersebut dengan sangat keras.
BUKGH!
“Ugh!
sakit sekali, pertahanan yang kulakukan percuma saja, perbedaan tenaganya
terlalu besar.”
Naga
itu pun, dengan tanpa memberi jeda, langsung menyemburkan napas apinya
“Sialll...apa
hidupku hanya sampai sini saja?”
Sringg!
Sekelebatan cahaya putih datang menuju peserta tersebut dan
Wusshhhh
Dia
mementalkan api tersebut kesisi lain
“Ka-kau.”
Laki-laki
yang diselamatkan Carldika tersebut jatuh pingsan, dikarenakan benturan yang
didapatnya.
“Sudah
cukup, sekarang giliranku untuk maju. Meigo membesarlah.”
“Baik
Carl!”
GERRRKKK,
GREETTT
Meigo
yang semula merupakan kucing yang kecil perlahan-lahan tubuhnya membesar dan
berubah bentuk menjadi seekor macan kumbang.
“Aku
sudah siap Carldika.”
“Bagus
Meigo. Ayo!! kita mulai, perburuan naganya. Tapi sebelum itu....”
“Ada
apa Carldika?”
“Huwaaaa......!!!
panas-panas, tangan kananku terbakar sewaktu meninju api itu.”
Carldika
berteriak, sambil menghembus-hembuskan api yang berada ditangan kanannya
...........
“Hufff,
hufff...haaaahhh sukurlah sudah padam.”
“Baiklah..
sekali lagi kuumumkan. Perburuan naga kedua oleh Carldika dan Meigo akan
dimulai....!”
Chapter
2 Perubahan bentuk pertama
Whussrrrr
Naga
tersebut menyemburkan napas apinya lagi. Secepat kilat Carldika bergerak sambil
membawa laki-laki yang pingsan tersebut menjauh menghindar dari serangan bola
api naga tersebut.
Drap
“Baik,
sepertinya ini adalah area yang aman.”
“Meigo
ayo kita mulai perburuan naga yang keduanya.”
Carldika
lalu mengambil tombak putih yang ada di punggungnya dan melepaskan gulungan
yang menutupi bagian tajam tombak itu dia menaiki punggung Meigo besar yang
terlihat seperti seekor macan kumbang itu.
“Aku
mengandalkan kakimu Meigo. Bergeraklah sesuai dengan instruksiku dengan benar
ya.”
“Baiklah
Carldika”
“Ayo
maju Meigo”
“ROOOAAAARRRR!”
Naga
merah itu meraung dengan hebat dan mengakibatkan ruangan tersebut bergemuruh
“Benar-benar
hebat tak pernah aku merasa panas seperti ini lagi. Benar-benar keputusan yang
bagus untuk mengikuti ujian yang diberikan oleh sang ketua itu.”
“Kita
sudah semakin mendekatinya Carldika.”
“Baiklah
Meigo, lompat! Kita akan serang bagian lehernya.”
Naga
itu mengerakkan cakar kanannya secara horizontal tapi Meigo lebih cepat
menghindar, dan secara tiba-tiba sudah berada didepan wajah naga tersebut.
Carldikapun sudah mempersiapkan sebuah tusukan kepada naga tersebut.
“Bagus
Meigo kau semakin cepat saja. Hiaaattt! rasakan tusukan trisula ku”
Trang!
Terdengarlah suara benturan antara tombak Carldika dan kulit naga tersebut
menggema di dalam ruangan tersebut, disertai munculnya percikan api.
“Kulitnya
lebih keras dari yang kukira. Ini akan menjadi pertarungan yang sulit”
Meigo
pun mendarat kembali.
Tanpa
sempat memperkuat pijakan, naga tersebut kembali menerjang Carldika dengan cakar
kirinya.
Wusshhh
Tapi
sekali lagi meigo dan Carldika bisa menghindarinya
“Hiuuhhh...
tadi itu hampir saja ya Meigo.”
“Iya,
hampir saja..”
Naga
tersebut menolehkan kepalanya kekanan tempat Carldika berada dan tanpa aba-aba
terlebih dahulu langsung saja menyemburkan napas apinya. Dan kali ini dua kali
lebih besar dari sebelumnya.
“Tidak
bisa dihindari!.”
Carldika
lalu memutar tombaknya dan menahan api tersebut.
“Hhaaaaaah...”
Bersamaan
dengan teriakannya, Carldika melemparkan apinya ke tempat di mana naga tersebut
itu berada.
“Rasakanlah
apimu sendiri.”
Whurrrsss
Api besar
tersebut dilemparkan kembali ke arah naga merah tersebut dan membakar naga
tersebut hingga dia meraung kesakitan.
“Roooaaaarr.”
Naga
tersebut meraung kesakitan akibat apinya sendiri yang dikembalikan oleh Carldika
“Meigo
aku sudah sangat ingin memakannya nih. Lebih baik kita segera akhiri
pertempuran ini.”
“Carldika,
kau bermaksud ingin memakai bentuk itu segera.”
“Iya
tentu saja soalnya kulit naga tersebut kerasnya minta ampun, kalau tidak dengan
bentuk itu takkan tertembus. Jadi ayo segera kita hancurkan naga tersebut.”
“Ohhh
iya, sebentar ada sesuatu yang kulupakan.”
“Apa
itu Carldika?”
Carldika
berlari menuju pintu keluar dan berteriak kepada Goran.
“Heeeiiii,
ketuaaa... kalau naga ini mati bolehkan dagingnya untukku semua”
Ngeeekkk!!!
“Jadi
itu maksud dari sesuatu tersebut, kau ini...”
Meigo
hanya bisa mengeluh melihat tingkah laku Carldika yang diluar pikiran itu.
“Tentu
saja Carldika ambil saja, akan kuserahkan semuanya padamu.”
“Ketua
apa dia benar-benar sudah gila, lawannya itu adalah Red Dragon yang mempunyai
kulit sekeras intan. Takkan mungkin bisa dia melukai naga tersebut, apa lagi
sampai membunuhnya.”
“Lihat
saja, kau akan mengetahui sebab dari keyakinannya tersebut.”
“Groooaaarr.”
Naga
tersebut menghempaskan api yang membakar dirinya dengan kedua sayapnya yang
besar.
“Sepertinya
naga itu sudah terlepas dari siksaan apinya sendiri, ayo kita mulai penyatuan
antara kau dan aku Meigo. Naikklah kekepalaku.”
Meigo
pun kembali kewujudnya semula dan melompat kekepala Carldika Panthera. Carldika
pun mulai menyilangkan jari kanan dan kirinya.
“PENYATUAN!!!”
Cliiingggg
Seberkas
cahaya kehijauan menyinari seisi ruangan tersebut. Dan didalamnya keluarlah
sesosok manusia hewan dengan bulu berwarna hitam dan wajah seperti seekor macan
lengkap dengan ekornya yang panjang berwarna hitam.
“Yakk,
penyatuan selesai. Ayo kita mulai ronde keduanya naga!.”
Groooaaaarrrr
Dimulai
dengan raungan dari naga tersebut, Carldika berlari menghampiri naga tersebut
dengan kecepatan yang luar biasa.
Lalu
naga itu dengan amarah yang sangat kuat di mengumpilkan sebuah bola api yang
sangat besar di depan mulutnya dan di semburkannya sekaligus ke arah Carldika.
“Berakhir
sudah.”
Seorang
panitia yang sejak tadi memperhatikan pertempuran Carldika lewat monitor
transparan yang terdapat di tengah ruangan tersebut sempat memejamkan matanya.
“Jangan
menutup matamu atau kau akan ketinggalan setiap aksinya.Karena ini akan
berakhir dengan sangat cepat.”
“Ketua.”
Dengan
gerakan yang seperti kilat Carldika menghindar dari bola api yang besar itu
“Kecepatan
apa itu???”
Dari
sebelah kiri dari leher naga itu Carldika pun muncul tiba-tiba dan mengayunkan
tombaknya dengan gerakan horizontal.
“Haaaaah!!.”
TRAAANNNGGG
Benturan
antara tombak Carldika dan kulit naga merah tersebut sangat kuat sehingga
membuat naga merah besar tersebut sempat mundur beberapa langkah, dan sekaligus
membuat tombak Carldika bergetar dengan sangat hebat.
“Sial
masih belum cukup.”
Carldika
kemudian mendarat di dinding, yang berada di sisi kiri naga tersebut dan kembali
melompat untuk menyerang leher naga tersebut kali ini dengan sebuah tusukan.
TRANNGG
Benturan
yang sangat keras kembali terjadi sehingga membuat seisi ruangan bergemuruh.
“Belum
cukupkah ini.”
Roooaaaoorrr
Bersamaaan
dengan raungan kesakitan dari naga tersebut. Dia mencoba untuk menyerang
Carldika yang berada di leher sebelah kanannya, dengan menggunakan cakar
kanannya.
Shiinng!
Tapi
kecepatan yang dimiliki Carldika tidak mampu di ikuti oleh naga tersebut dan
malah menjadi damage bagi naga tersebut.
BUAGH!
Kraaakkk...
Tiba-tiba
saja terdengarlah suara benda yang retak. Dan ternyata benda tersebut adalah
kulit keras yang sejak tadi menjadi sasaran serangan Carldika.
“Tidak
ada gading yang tak retak, ternyata pepatah itu ada benarnya juga.”
Goran
yang menyaksikan pertarungan antara Carldika melawan Naga Merah tersebut merasa
takjub dengan hasil yang seperti diluar dugaan tersebut.
“Yoossshh!
sedikit lagi aku bisa mengalahkan naga itu. Ooppss kau benar-benar tidak
menyia-nyiakan waktu ya kakak merah.”
Naga
tersebut mencoba untuk memakan Carldika yang sedang terdiam tapi dengan mudah
Carldika dapat menghindarinya dan berpindah ke sisi kiri.
“Kalau
begitu akan kugunakan seluruh kekuatanku untuk satu serangan terakhir.”
“Baikklaaah.....Hiiiiiaaaaahhhh!.”
WHUSSS.
Muncullah
pusaran tenaga disekeliling Carldika
Whus,
whus, whus
“Merupakan
suatu kehormatan aku bisa menghadapimu tuan naga merah. Tapi kita harus
mengakhiri pertarungan ini dengan cepat, soalnya aku benar-benar lapar.
Berikanlah aku serangan terbaikmu agar kau takkan menyesal di dalam perutku
kakak naga merah.”
Seakan-akan
mengerti dengan apa yang dikatakan Carldika naga merah tersebut kembali membuat
sebuah bola api yang sangat besar dan ukurnnya sepuluh kali lebih besar dari
api yang sudah membakar dirinya sebelumnya.
“Bagus
dengan ini akan kita tentukan siapa yang akan memenangkan pertempuran ini.”
Bersamaan
dengan pelepasan bola api besar oleh naga tersebut, Carldika melompat secepat
kilat. Tapi dia tidak menghindari bola api tersebut melainkan menghadapinya
secara langsung.
“Carldika!!
Tunjukkanlah pada semuanya, siapa dirimu sebenarnya!.”
Goran
pun sampai-sampai berteriak memberi semangat kepada Carldika.
“Hiiiaaahh!!!....
SCREW DRIVE.”
Carldika
berputar seperti sebuah bor listrik, dengan tombak trisula sebagai ujung dari
bor tersebut. Api besar tersebut pun sirna seketika dan terus melaju kearah
retakan yang terdapat di leher naga tersebut.
TRANG!
Tusukan
tombak Carldika tepat mengenai retakan yang berada di leher naga tersebut.
KRAK,
KRAAKK.
Retakan
di leher naga merah itu semakin membesar.
“Haaahhh!”
Sriiinng!
Suara putaran dari tombak Carldika yang bergesekan dengan kulit naga merah, menggema di sekeliling ruangan berbatu
tersebut dan sekaligus menghasilkan percikan api yang menyebar ke sekeliling
ruangan.
Grooaaarrr!
Naga
merah yang merasa dirinya semakin terancam tersebut, mulai melancarkan serangan
balasan menggunakan cakar tangan kanannya yang mengarah tepat ke sebelah kiri
tubuh Carldika.
JLEEBB!
Terdengarlah
suara seperti sesuatu yang ditembus oleh benda tajam, apakah Carldika yang
tertembus cakar naga tersebut ataukah leher naga tersebut yang tertembus tombak
Carldika?.
BRUK!
Tubuh
besar naga merah tersebut jatuh bersamaan dengan mendaratnya Carldika ditanah
dengan tubuh yang berlumuran darah. Ternyata yang kalah dalam pertaruhan
gila-gilaan itu adalah Carldika.
“Gila,
ini benar-benar gila, apa dia sungguh-sungguh mengalahkan naga tersebut?.”
Ketakjuban
salah seorang panitia yang menyaksikan pertarungan tersebut, hanya disambut
dengan sebuah senyuman kecil oleh Goran.
“Itu
hanya sebagian kecil dari kekuatan yang dimiliki oleh laki-laki itu, pertunjukan
yang lebih menarik akan bisa kita lihat besok hari pada saat dilaksanakannya
ujian ketiga.”
(Hahahaha...
ternyata dugaanku memang tidak salah memberikan pintu ujian yang sengaja kubuat
sendiri itu kepadanya. Apabila kekuatan sebesar itu dapat bergabung dengan kami
maka ambisi Sang Raja takkan bisa dibendung lagi)
Goran
dengan wajah yang penuh rasa puas meninggalkan panggung arena tempat dia
berdiri dan berjalan menuju ruangan lain.
SWING
Tubuh
manusia hewan tersebut pun terbelah kembali menjadi dua yaitu Carldika dan
Meigo
“Hahahaha,
sepertinya kita akan pesta daging naga hari ini nih Meigo!.”
“Dari
pada memikirkan itu bagaimana kalau kau bersihkan dulu tubuhmu yang penuh darah
itu Carldika.”
“Owh...iya,hihi
baiklah akan ku bersihkan segera! Lalu mana pintu keluarnya?”
Carldika
memutar kepalanya melihat sekeliling untuk menemukan pintu keluar.
“Sepertinya
di sana? Tadi bersamaan dengan kematian naga ini pintu yang ada dibelakang naga
tersebut terbuka dengan sendirinya.”
Kata
Meigo seraya mengangkat kaki depan sebelah kanannya kearah pintu yang terbuka
dan memancarkan cahaya putih.
“Oh-ya,
aku tadi tidak menyadarinya”
Carldika
pun segera lari, tapi bukannya ke pintu yang berada di belakang naga tersebut, tapi
malah kembali ke pintu depan
“Hei,apa
yang kau lakukan? Pintunya disebelah sana!”
“Sebentar
Meigo, aku ingin menitipkan daging naga ini kepada panitianya dulu.”
Dia
mengatakan hal itu sembari menghadapkan telapak tangan kirinya kepada Meigo
“Maaf
ya pak panitia saya ingin menitip naga ini kepadamu sebentar setelah seluruh
ujiannya selesai akan ku ambil lagi. Sebentar saja ya, pak panitia.”
“I-iya
tuan.”
“Yak
bagus, oh iya, sekalian tolong kau pindahkan laki-laki yang pingsan ini keruang
perawatan”
“Apa
dia ini benar-benar manusia?”
Setelah
menitipkan daging naga dan laki-laki yang pingsan itu, Carldika kembali
keruangan nomor 0 itu dan ditemani dengan kucing hitamnya dia keluar dari
ruangan tersebut.
Diluar
ruangan tersebut terdapat suatu lapangan persegi panjang yang biasanya dipakai
untuk arena pertarungan. Disekelilingnya terdapat kursi-kursi penonton yang
kelihatannya sudah sangat penuh.
“Ka-kau
benar-benar lulus ya. Sungguh mengejutkan! Naga seperti itu bisa kau kalahkan
seorang diri, aku tidak percaya sampai aku melihatnya sendiri dengan mata
kepalaku sendiri.”
“Bagaimana
kau bisa melihatnya?”
“Itu,
disana! Lihatlah disana terdapat layar yang menampilkan pertarungan yang kita
lakukan didalam ruangan itu.”
Ruinz
mengatakannya sambil menunjuk dengan telunjuk kanannya ke sebuah layar
transparan di tengah arena.
“Waaaahhh.......benar-benar
hebat.”
“Pertunjukkan
yang luar biasa pemuda berambut putih!”
Sorak-sorai
penonton di dalam arena tersebut menggema dengan sangat kuat
“Carldika
aku mengharapkan pertunjukan yang lebih bagus lagi di babak terakhir ini, di
ujian ketiga”
Itu
adalah suara sang ketua guild, Goran. Dia baru saja keluar dari ruangan tempat
dilaksanakannya ujian pertama melalui pintu utama.
“Tentu
saja ketua, akan kulakukan yang terbaik, tapi ujian ketiganya seperti apa ya?”
“Akan
segera kami umumkan disini.”
[Sepertinya
para peserta yang lolos ujian kedua telah berkumpul. Kalau begitu akan
kuumumkan tentang peraturan dan tata cara ujian ketiga yang akan kita
selenggarakan besok pagi. Apa kalian semua sudah siap!!! Ini dia ujian
ketiganya.]
Dari
tengah-tengah arena tersebut muncullah sebuah layar transparan berbentuk
persegi panjang yang berukuran sangat besar, lalu di dalamnya terdapat nama sekaligus gambar para peserta yang lolos ujian.
“Hanya
4 orang saja!! Sesulit itukah ujiannya?”
Ruinz
merasa sangat heran dan terkejut melihat hasil dari ujian kedua.
“Kak
Ruinz, ku pikir bukan itu alasannya. Ada hal lain yang menyebabkan kenapa
peserta lainnya gagal. Kemungkinan yang paling masuk akal adalah ada yang
mengatur jalannya ujian ini dan hanya 4 orang yang akan di perbolehkan untuk
lolos ke babak selanjutnya. Atau... penulisnya malas untuk membuat cerita yang
panjang?”
......!!!<<penulis>>
“Apa
maksudmu Reinz?”
“Yah
sepertinya itu tidak mungkin, mungkin mereka akan memperlihatkan penyebabnya.”
[Ujian
yang akan kita jalankan adalah battle antara 4 peserta yang lolos ini, yaitu
Carldika Panthera, Ruinz, Frozza Shapira, dan Pendekar Bertopeng. Kemudian
peserta yang berhasil untuk masuk ke babak final akan secara otomatis dapat
bergabung dengan guild Amarta]
“Hmmmppp,
pendekar bertopeng, namanya norak sekali.”
Carldika
mencoba untuk menahan tawanya setelah mendengar nama pendekar bertopeng
tersebut.
“Oh
iya,pemuda berambut putih kita belum berkenalan sama sekali. Namaku Ruinz,
pemilik pedang legendaris Basilliks, lalu namamu siapa?”
“Hahahaha....lucu,
namanya lucu sekali...”
“Hei-hei,
kau mau mengejekku ya!.”
Dengan
wajah merah menahan amarah Ruinz mencoba menghajar Carldika, yang tengah
tertawa itu dengan tinjunya tapi kemudian ditahan oleh adiknya.
“Ma-maaf
bukan namamu yang lucu, tapi peserta yang berada di depan kita itu.”
Carldika
menunjuk kepada seseorang bertubuh ramping yang seluruh wajahnya ditutupi
topeng dan kepalanya ditutupi oleh jubah berwarna hitam
“Oh
begitu, kupikir namaku yang kau anggap lucu. Hahahahh”
“Wah
hampir saja lupa, aku Carldika Panthera asalku dari hutan Aggresia, senang
berkenalan denganmu tuan Ruinz.”
“Tak
usah terlalu formal begitu, kita ini temankan?”
Greb,
Ruinz mendekap Carldika dengan kuat menggunakan tangan kanannya.
“Aku
Reinz adiknya salam kenal Carldika.”
“Au,
iya, kita teman, salam kenal juga tuan Reinz. Tapi ngomong-ngomong, di pintu
yang kau masuki tadi kau menghadapi apa tu- maksudku Ruinz?”
“Owh
pintu nomor 100 itu, aku menghadapi sebuah golem besar yang tingginya sekitar 5
meter. Cukup sulit juga mengalahkannya.”
“Tapi
ujian ketiga ini berbentuk pertarungan bisa saja kakak akan menghadapi Carldika
di pertarungan nanti.”
[Baiklah
akan saya umumkan urutan pertandingan yang akan dilaksanakan besok siang.
Pertandingan pertama adalahpertandingan antara putri es Frozza Shapira melawan
pendekar bertopeng, dan pada peretandingan kedua kita akan melihat pertarungan
antara Ruinz melawan sang penakluk naga kita Carldika Panthera, dan
pemenangannya akan berhadapan di babak final untuk memperebutkan gelar juara
sekaligus diterima langsung di guild kami yaitu AMARTA . Begitu saja pengumuman
dari saya semoga para peserta dapat mempersiakan diri dengan sebaik-baiknya
untuk pertempuran besok pagi]
“Tak
kusangka ternyata kita akan langsung bertempur besok pendekar penakluk naga
Carldika, kuharap tidak akan ada dendam siapapun yang kalah nanti.”
“Haha,
tentu saja, hubungan pertemanan yang kita miliki tidak akan putus tuan Ruinz.
Mari lakukan yang terbaik besok hari. Lagipula, tidak usah memanggilku dengan
julukan penakluk naga dong, kan nggak enak didengarnya.”
Carldika
mengatakan hal tersebut sambil tersipu malu.
“Baiklah-baiklah.
Hei, Carldika! Untuk lebih memeriahkan pertarungan besok bagaimana kalau kita
bertaruh. Siapa yang menang besok boleh mendapatkan satu permintaan kepada
pihak yang kalah dan pihak yang kalah tidak boleh menolaknya apapun permintaan
itu. Bagaimana, apa kau mau menerimanya?”
“Sepertinya
menarik, akan kuterima tuan Ruinz”
Carldika
pun menjabat tangan Ruinz sebagai tanda kesiapannya dalam taruhan tersebut.
[Para
peserta sekalian, anda dipersilahkan untuk mengistirahatkan diri anda, untuk
menghadapi pertarungan yang akan dilangsungkan besok siang]
“Wuuuaaahhhmm...
aku ngantuk sekali, Reinz ayo kita istirahat dulu, kau mau ikut serta dengan
kami Carldika?”
“Tidak,
aku mau memastikan sesuatu terlebih dahulu”
“???...
Memastikan apa Carl?”
Tanya
Ruinz.
“Wajah
di balik topeng peserta bernama Pendekar Bertopeng itu. Aku benar-benar sangat
penasaran.”
“.......”
“Kukira
apa, kau ini benar-benar kurang kerjaan Carldika, ayo Reinz!”
“Kurang
kerjaan katamu! Ini merupakan suatu misteri yang harus dipecahkan. Apa kau
tidak mau tau seperti apa wajahnya? Mungkin saja dia memiliki bibir yang lebar
atau juga gigi yang sangat besar. Aaaaahhhh....memikirkan itu saja membuatku
tambah penasaran”
.......
“Setelah
kupikir-pikir, aku juga akan ikut dalam penyelidikan ini”
“Kakak
sudah cukup, kau harus mengistirahatkan tubuhmu untuk pertarungan besok. Kapan saja
kita bisa melakukan hal itu, yang lebih penting sekarang adalah memikirkan
tentang pertempuran yang akan kau lakukan besok kakak.”
“Kau
benar juga Reinz, Carldika sahabatku maaf, lain kali aku akan ikut”
“Tidak
apa-apa koq Ruinz tapi jangan menyesal ya dan selamat membayangkan wajah di
balik topeng peserta Pendekar Bertopeng ya daadaah.”
Reinz
langsung memegang bagian belakang dari kerah baju Ruinz dan menyeretnya menjauh
dari Carldika.
“Uuuuuuggghhh...
Reinz, aku ingin ikut.”
“Sudahlah
kakak pesiapan besok lebih penting.”
Tanpa
memperdulikan ucapan dan rontaan kakaknya tersebut, Reinz menyeret kakaknya
yang kelihatannya sangat ingin ikut dengan Carldika itu, pergi menjauh.
“Oh
iya sebelum itu, di mana kita akan menginap malam ini ya?”
“Tenanglah
guild AMARTA sudah menyediakan fasilitas penginapan bagi para peserta. Itu dia
di sebelah sana.”
Ruinz
menunjuk ke salah satu bangunan besar yang di depannya tertulis penginapan
peserta yang berada di samping kiri mereka.
“Hei-hei
apa kau yakin mau melakukan ini Carldika?”
Carldika
yang sangat penasaran itu mengikuti pemuda yang bernama pendekar bertopeng itu
dari belakangnya sampai menuju kamar peristirahatannya yang terletak di lantai
dua.
“Tentu
saja kalau aku tidak melakukannya sekarang aku tidak akan bisa tidur sampai
besok. Lagipula salah dia sendiri kenapa wajah harus ditutup segala?”
“Kau
ini bener-bener deh selalu saja melakukan hal yang aneh-aneh. Tapi Carldika
masalahnya kenapa kita harus berpakaian seperti pencuri?”
Meigo
kelihatan sangat tidak senang dengan pakaian yang mereka kenakan itu.
“Bukan
pencuri tapi ninja. Itu dia si Pendekar bertopeng, dia mau masuk ke kamarnya, ayo kita
menyelinap ke dalam kamarnya Meigo.”
Carldika
pun secepat kilat merubah dirinya ke bentuk pertama dan dengan kecepatan yang sangat tinggi dia
mendahului pendekar bertopeng tersebut
memasuki kamar. Dan bersembunyi dibawah meja yang berada didekat pintu kamar.
“Ayo
kita lihat seperti apa wajahnya Meigo......”
Pendekar
Bertopeng itu masuk ke dalam. Tanpa memeriksa keadaan sekitarnya dia melepaskan
jubah yang menutupi kepalanya dan terlihatlah rambut merah panjangnya terurai sampai menutupi punggungnya.
(Rambut
merah, sepertinya aku pernah melihat warna rambut ini)
BRAK
Tanpa
sadar kepala Carldika membentur bagian bawah dari meja tersebut. Terkejut oleh
suara tersebut pendekar bertopeng tersebut langsung memeriksa bagian bawah meja
yang berada dibelakangnya.
“Siapa
di sana!”
Dengan
sangat cepat laki-laki berambut merah itu mengangkat meja yang terletak di
belakangnya. Tapi tidak terlihat siapapun di sana hanya seekor kucing hitam
imut yang lari keluar ruangan.
“Huff..ternyata
hanya seekor kucing. Kukira siapa? (hampir saja penyamaranku terbongkar, kalau
sampai ketahuan bisa-bisa aku akan didiskualifikasi dari ujian ini).”
“Tunggu!
Tadi yang keluar ruangan itu adalah seekor kucing yang berwarna hitam kan?
Aaaaahhh sial. Kemana perginya kucing itu?.”
Dengan
cepat dia segera keluar ruangan itu dan mencari ke mana perginya kucing hitam
tersebut.
“Kalau
dugaanku benar aku bisa dilaporkan kepada panitia, mudah-mudahan saja dugaanku
tersebut meleset.”
“Tadi
itu nyaris sekali, untung saja kecepatan yang kumiliki ini sangat berguna.
Sekarang sebagai hasilnya aku malah terjebak di dalam kamar mandi ini semoga
saja dia langsung tidur dan tidak menggunakan kamar mandi ini.”
Tiba-tiba
saja pintu kamar mandi tersebut terbuka.
(Sial
ada yang masuk, ke mana tempat sembunyi yang bagus, cepat...yakk!, sepertinya satu-satunya tempat yang aman hanya
disitu.)
Kita
kesampingkan dulu Carldika dan mari kita lihat bagaimana keadaan Ruinz.
“Waahhh
bak mandi yang besar, ternyata AMARTA memiliki fasilitas yang lengkap.
Sebaiknya aku segera berendam dulu sebelum tidur.”
Ruinz
segera melepaskan bajunya dan membuka keran air panas yang terdapat diatas bak
mandi tersebut, dan segera masuk ke bak mandi tersebut.
“Hufff...
nyamannya. Laki-laki bernama Carldika itu, kata Reinz dia belum mengeluarkan
semua kekuatan yang dimilikinya pada saat melawan naga tersebut. Sepertinya aku
harus lebih bersungguh-sungguh dalam menghadapinya dan mengeluarkan semua yang
kupunya termasuk melepas segel pedang Basiliks itu.”
“Aku
takkan mau menjadi pecundang yang hanya bergantung kepada adikku. Karena itulah
dalam pertandingan besok aku takkan kalah.”
Dikarenakan
Reinz bukan peserta maka dia tidak diperbolehkan menginap di tempat yang sama
dengan kakaknya Ruinz.
“Carldika
Panthera, besok dia akan melawan kakakku. Semoga saja semuanya berjalan lancar
dan tidak terjadi hal-hal yang kutakutkan, seperti saat itu.”
Meigo
yang selamat dari insiden mengungkap jati diri pendekar bertopeng itu, kembali
mendatangi kamar tempat Carldika terjebak di dalam karena tindakan bodohnya
sendiri.
“Carldika
cepatlah keluar atau kau akan terkena masalah yang lebih rumit dari ini.”
Di
dalam kamar itu terdengan suara air yang mengucur. Terlihatlah sesosok wanita
yang sedang mandi menggunakan shower. Wanita tersebut mempunyai rambut merah
yang panjangnya sepinggang. Terlihatlah kulit putih mulus yang dimilikinya
sedang dibasahi oleh air panas.
“Haaahh...
segar sekali, sekarang waktunya untuk berendam. Aku benar-benar beruntung pada
saat itu pintu bernomor 13 yang kumasuki tidak terdapat apa-apa di dalamnya
sehingga aku tidak perlu memperlihatkan kekuatanku pada para penonton.”
CLUUPP
Wanita
tersebut mulai memasuki bak mandi yang telah terisi dengan air panas tersebut.
Tanpa tahu bahwa di sana telah ditempati oleh seseorang.
“Bak
mandi ini benar-benar cukup besar ya sepertinya dua atau tiga orang mungkin
muat untuk berendam di dalam bak mandi ini.Haaahh... nyamannya, Frozza Shapira,
lawan yang akan kuhadapi besok, melihat aksinya kemarin, sepertinya wanita itu
mempunyai kekuatan yang cukup besar. Mau tak mau aku harus serius dalam
menghadapinya, tapi... sebisa mungkin aku tidak boleh terlalu mencolok atau
semua rencana yang kubuat ini akan berantakan.”
BLUP,
BLUP, BLUP
Terdengarlah
suara gelembung air dari dalam bak mandi tersebut.
(Sial
susah sekali bernapas di sini, karena semua badanku terendam air aku jadisulit
bergerak. Harus berpegangan pada sesuatu.)
GREB
(Dapat,
sepertinya aku memegang sesuatu yang lembut, jangan-jangan ini...)
“Kyaaaa....ada
sesuatu di dalam bak mandi ini. Akan kutarik dan kubunuh kau.”
Wanita
tadi mencelupkan tangan kanannya ke dalam bak mandi dan meraih tangan seseorang
yang berada di dalam bak mandi itu.
GREB
“Keluarlah,
kau tukang intip!”
Dengan
sekuat tenaga dia menarik laki-laki tersebut keluar dan membantingnya ke lantai
kamar mandi, dan membuat laki-laki tersebut jatuh dalam keadaaan tertelungkup.
BRUAK
“Siapa
kau orang mesum! Dan..... berhantilah memegang kakiku”
DUAGH
Wanita
tersebut menendang orang tersebut sehingga membuatnya berdiri dan menabrak
dinding.
BRUK
“Aw,
sakit. Tapi, untunglah kabut di sini cukup tebal jadi penglihatannya dan aku
tidak cukup jelas. Harus cepat mencari pintu keluar.”
Laki-laki
tersebut yang ternyata adalah Carldika. Dia sedang mencoba mencari cara untuk
bisa lolos dari keadaan yang cukup rumit itu.
“Takkan
kubiarkan kau lolos tukang intip. Dimana kau sembunyi, tunjukkan wujudmu.”
“Dia
semakin mendekat ini benar-benar sangat berbahaya.”
Carldika
merayap di sepanjang dinding kamar mandi yang luas tersebut mencari pintu
keluar, tapi dia hanya menemukan sebuah tombol. Tanpa sempat berpindah ketempat
lain, wanita yang sedang dalam keadaan telanjang tersebut berhasil menangkap
leher Carldika dengan tangan kanannya.
“Hehehehh,
akhirnya kudapatkan kau, akan kucincang-cincang karena telah berani mengintip
seorang wanita mandi. Mari kita lihat seperti apa wajah yang kau miliki.”
“Siaaalll,
kuharap tombol ini dapat menolongku.”
KLIK
Dalam
sekejap ruangan menjadi gelap gulita. Ternyata tombol yang ditemukan oleh
Carldika itu merupakan sebuah tombol lampu.
(Syukurlah,
ternyata tombol ini merupakan tombol untuk membuat ruangan ini menjadi lebih
gelap, aku dapat lolos dari keadaan ini. Meigo cepatlah selamatkan aku.)
“Kenapa
tiba-tiba saja ruangan ini menjadi gelap, kalau begini dia akan lolos dari
hukumanku.”
Wanita
tersebut semakin mempererat cengkramannya, agar tidak kehilangan lelaki mesum
yang mencoba mengintipnya tersebut, sambil tangannya yang satu lagi mencari
tombol lampu untuk membuat ruangan di kamar mandi tersebut menjadi terang
benderang kembali.
KLIK
Kamar
mandi tersebut kembali menjadi terang benderang. Dan wanita tersebut menarik
tangan kiri yang mencengkram Carldika mendekat ke wajahnya, dan...ternyata yang
sedang dia genggam ditangan kanannyaitu adalah seekor kucing hitam yang tengah
dalam keadaan basah kuyup.
“Kucing
lagi.......!!!”
Kucing
hitam tersebut meronta-ronta, ingin melepaskan diri dari genggaman tangan
wanita berambut merah itu.
“Siiiaaaalll.....!!!!”
BUAGH!
Wanita
tersebut dengan sangat keras melempar kucing hitam itu ke lantai kamar mandi.
“Aduh!
Sakit sekali!”
Kucing
tersebut menabrak lantai dengan sangat keras dan lekas berdiri dan kemudian
lari keluar dari kamar mandi tersebut meninggalkan wanita bermbut merah itu
yang sedang dalam keadaan marah.
“Apa-apaan
ini! kenapa yang kupengang malah seekor kucing. Tunggu dulu kucing hitam tadi
berbicara kan??Jangan-jangan..harus segera kukejar.
Wanita
berambut merah itu segera melangkahkan kakinya hendak keluar dari kamar mandi.
Tapi tunggu dulu sebaiknya kau memakai sesuatu agar cerita ini tidak berubah
menjadi novel porno.
“Baiklah
tuan penulis.”<Wanita berambut merah>
Setelah
mengenakan jubah mandi, dengan cepat wanita bermbut merah tersebut keluar dari
kamarnya dan mencari di mana kucing hitam itu berada (dia pun tidak lupa
mengenakan topeng yang selalu dipakainya). Tapi dia tidak menemukan apapun
diluar kamarnya.
“Cepat
sekali larinya. Tidak salah lagi pasti dia, hanya dia satu-satunya orang yang
mempunyai seekor kucing hitam yang bisa berbicara. Awas ya! Kalau kita bertemu
lagi akan ku pastikan kau menerima balasan yang sangat setimpal dariku..!”
Mengerikan,
sangat mengerikan aura disekeliling tubuh indahnya keluar, yang bisa
menyebabkan siapapun yang berada didekatnya pasti merasakan ketakutan yang sama
pada saat menghadapi seekor monster yang sangat mengerikan.
Hacihh!
Srut-srut.
“Hiii..
entah mengapa sekujur tubuhku mendadak menjadi merinding begini? Oh iya mungkin
saja ini disebabkan karena aku belum makan dan mandi. Sebaiknya aku bergegas
untuk mengambil kembali daging naga yang kutitipkan sama panitia itu.”
“Hei-hei-hei,
Carldika apa kau sudah melupakan aku yang sudah menolongmu ini?”
“Ohh..Hai
Meigo!Maaf, aku lupa hihihi.”
“Haaaahhh...
gara-gara ide gilamu itu, aku yang mendapatkan dampaknya. Tubuhku masih
merasakan sakit akibat lemparan wanita tersebut.”
“Iya,
maafkan aku Meigo dan terima kasih atas pertolonganmu tadi kalau kau tidak segera
datang dan berganti posisi denganku pastilah sekarang yang merasakan sakit itu
adalah aku.”
“Akan
kubuat kau merasakan apa yang kurasakan sekarang Carldika.”
Meigo
menempelkan tubuhnya ke kaki kiri Carldika.
NYUTTT
“Adaw
sakit, apa yang kau lakukan Meigo!? Kalau kau menempel begitu aku akan
merasakan apapun yang kau rasakan selama ini karena sebenarnya kita ini berasal
dari satu tubuh yang sama.”
“Kupikir
kalau kulakukan hal itu kau akan lebih menghargai pengorbanan yang kulakukan.”
“Bukankah
aku sudah mengatakan terima kasih. Dasar kau ini!.”
(Tapi tadi itu apa ya, dua benda besar yang
dilihat Meigo?)
“Aahh
sudahlah, lebih baik aku segera mengisi perut ini.”
Carldika
kemudian melangkahkan kakinya ke tempat dimana di menitipkan naga merah
tersebut tapi dia tak menemukan seorangpun di sana.
“Lagi
pada di mana? Kenapa tuan panitia itu tidak ada di sini?”
“Mungkin
mereka sedang menyiapkan acara untuk pertarungan besok, Carl.”
“Hei!
Pria berambut putih yang ada di sana!”
Tiba-tiba
dari arah belakang muncul sesosok pria yang mengenakan seragam guild AMARTA dan
mengenakan tanda pengenal yang terletak di dada kanannya.
“Kau
pasti orang yang menitipkan naga yang mati tersebut kepada kami, iya kan.”
“Iya
dan sekarang aku bermaksud untuk mengambilnya untuk dijadikan daging naga
bakar.”
“Kalau
masalah itu kau tak usah khawatir karena kami sudah menyiapkan daging naga
merah itu. Sekarang hanya tinggal mau dijadikan masakan apa daging naga yang
banyak itu.”
“Benarkah,
kalau begitu tolong buatkan saja semua masakan yang enak dari daging naga itu.”
“Baiklah
tuan.”
“Oh
iya, undang saja semua orang untuk mencoba bagaimana enaknya daging naga itu.
Kita adakan sebuah pesta, kau pun harus datang ya, dan juga tolong sampaikan
terima kasihku untuk semuanya ya.”
“Akan
kami lakukan segera.”
Setelah
mengatakan hal tersebut Carldika langsung bergegas menuju ruangannya untuk
mandi dan mengganti bajunya.
“Ketua
sampai harus menyuruh kami melakukan semua hal ini. Memangnya seistimewa apa
sih orang itu. Bahkan kau yang berpangkat dewan harus sampai memanggilnya
dengan sebutan tuan.”
“Kau
tak perlu untuk merasa iri seperti itu. Ketua mengatakan kalau pria itu adalah
aset berharga untuk ambisi Sang Raja, apa kau mengerti Aero.”
Laki-laki
tersebut memberikan sebuah tatapan tajam kearah Aero.
“Maafkan
saya, tuan Flash.”
Ditengah
tekanan yang dahsyat itu Aero hanya bisa terdiam, tanpa bisa berkata apa-apa
lagi.
“Meigo
ayo cepat masuk kesini kita harus segera mandi agar siap pada waktu pesta.”
“Tidak,
sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau mandi.”
“Meigoo...”
Carldika
yang tidak mau menerima alasan yang dibuatnya langsung keluar dari bak mandinya
dan menangkap Meigo.
“Carldika
apa yang kau lakukan!.”
Meigo
hanya bisa diam saja melihat badannya yang diangkat dan kemudian diceburkan ke
dalam bak mandi.
BYUR.
“Ayo
sini biar kubersihkan badanmu Meigo.”
Tanpa
ampun Carldika langsung mengambil sabun dan juga sikat yang terletak dipinggir
bak mandinya dan menggosok tubuh Meigo dengan sangat kuat.
“Dasar
bodoh sudah kubilang aku tidak mau mandi Carldika.”
“Hahahaha,
tapi dengan begini badanmu menjadi bersih kan Meigo.”
Meigo
hanya bisa cemberut mendengar gurauan Carldika itu.