Selasa, 13 November 2012

NOVEL RINGAN


“HUMAN BEAST”
Chapter 1 Pertemuan
“Human Beast” manusia dengan kemampuan untuk menyatukan dirinya dengan hewan dan merubah dirinya menjadi bentuk yang lain yang biasa  kita sebut siluman. Dengan kemampuannya tersebut, mereka bisa mendapatkan kekuatan dan kecepatan yang melebihi manusia biasa. Dikarenakan hal itulah, pada masa perang antara 5 kerajaan besar, kekuatan mereka menjadi senjata utama untuk meraih kemenangan dalam perang, dan selalu berdiri di garis depan.
Sebagai akibat dari penggunaan kekuatan “Human Beast” yang terlalu berlebihan jumlah dari mereka pun menjadi sangat sedikit atau bisa disebut sangat langka.
Tahun 216 M, masa peperangan antara 5 kerajaan besar telah berakhir. Sebagai akibat darimasa peperangan tersebut mulai bermunculan banyak perserikatan atau guild, yang bersedia menjadi tentara bayaran untuk melakukan berbagai misi tanpa terikat pada negara manapun. Diantara banyak serikat yang ada, terdapat 5 serikat(guild) terbesar yang masing-masing mewakili satu kerajaan.
Diantara kelima guild tersebut ada dua guild yang sampai saat ini menjadi musuh bebuyutan dan mempunyai kekuatan yang sama besar, mereka adalah AMARTA dan SAINT. Mereka mempunyai banyak sekali pendekar-pendekar yang namanya sudah sangat terkenal di seluruh dunia.
Agar bisa menjadi salah satu dari para pendekar yang terkenal tokoh utama kita yang bernama Carldika Panthera, mencoba untuk mengikuti tes ujian,untuk masuk ke dalam salah satu dari guild terkuat, yaitu AMARTA.
“Waaahhh...!!! Ramai sekali ya, Meigo!”
“Tentu saja ramai, ini kan tes untuk bisa bergabung dengan salah satu serikat terbesar AMARTA, tentu saja banyak sekali orang-orang kuat yang ikut serta dalam tes tersebut.”
Dia adalah Carldika Panthera tokoh utama dalam novel ini. Saat ini dia sedang berada di markas besar dari guild AMARTA yang terletak di kota Sandberg yang terletak di sebelah barat dari ibu kota kerajaan Bartoli.
Sebuah gedung besar yang mempunyai tinggi 10 meter dengan luas yang mencapai 3 kali lapangan sepakbola. Merupakan sebuah gedung yang sangat cocok dengan sebuah guild sebesar AMARTA. Gedung itu memakai warna dasar biru laut yang merupakan warna ciri khas guild, dengan garis-garis kuning di kedua sisinya.
Gedung itu memiliki 4 lantai dan setiap lantai menunjukkan jabatan yang dimiliki mereka di dalam guild ini. Apabila dia masih seorang anggota maka akan ditempatkan di lantai terbawah dan begitu seterusnya.
“Mendengar hal itu, aku jadi tambah bersemangat Meigo!!! Lihatlah, aku pasti akan berhasil mengalahkan seluruh lawan dan masuk ke guild ini.”
Carldika Panthera adalah seorang Human Beast tipe kucing.Dia memiliki rambut berwarna putih dengan mata yang berwarna hitam, di punggungnya terselip sebuah tombak trisula berwarna putih yang bagian tajamnya mengarah ke bawah dan dibalut oleh gulungan kain.
Lawan bicara Carldika bukanlah seorang manusia, melainkan seekor kucing hitam, yang bisa berbicara layaknya manusia, bernama Meigo. 
“Cepatlah Carl! Acaranya akan segera dimulai.”
“Iya, aku segera ke sana Meigo.”
[Para hadirin dan peserta ujian sekalian harap segera berkumpul dan segeralah mendaftarkan diri kalian, karena kita akan segera memulai ujian tes masuk guild AMARTA]
“Kakak cepat ke sini, acaranya mau dimulai nih, cepet kak!!”
Seorang perempuan cantik dengan rambut kuncir dua berwarna merah,tampak sangat terburu-buru, sepertinya dia ingin menyaksikan ujian masuk guild AMARTA. Di belakangnya, mengikuti seorang wanita cantik, yang juga mempunyai rambut berwarna merah dengan model kuncir kuda, dia juga ikut berlari kecil mengikuti adiknya yang tampak sangat tidak sabaran itu.
“Iya-iya sabar Reiya, jangan buru-buru, lagi pula kita ke sini hanya untuk melihat-lihat saja kan.”
DRAP, DRAP,DRAP!
BUGH!!!
Tiba-tiba saja perempuan berambut kuncir dua berwarna merah dan bermata hijauitu, menabrak Carldika dengan sangat keras.
“Aduh!!.”
Carldika pun menahan tubuh gadis yang hendak terjatuh itu dengan kedua tangannya.
“Maafkan aku nona, kamu tidak apa-apa kan?? Apa ada yang terluka?”
Dengan menahan rasa sakit, wanita berambut panjang berwarna merah dan bermata hijau itu menjawab pertanyaan Carldika, yang kelihatan sangat mengkhawatirkan keadaannya.
“Aku baik-baik saja koq kakak berambut putih, maafkan aku karena menabrak tubuh kakak....”
Lalu kakak Reiya wanita berambut merah tersebut pun datang dengan tergesa-gesa. Sama seperti adiknya wanita itu memiliki rambut panjang berwarna merah yang indah juga tapi, berbeda dengan adiknya, Mira memiliki bolamata yang berwarna coklat.
“Apakah kau tidak apa-apa tuan? Tolong maafkan adik saya yang ceroboh ini. Reiya, bukankah sudah kubilang kau jangan terburu-buru!”
Gadis itu bernama Mirajane Rosemary dia memiliki rambut merah panjang dengan bentuk pony tail. Matanya berwarna coklat dan memiliki wajah yang cantik, dan bentuk tubuh yang indah.
Tak!!!
<“Adaw!! Hei!! Apa yang kau lakukan kepada narator Mira?”>
<“Aku hanya melakukan peringatan agar narasinya hanya sampai disini saja. Kalau lebih jauh lagi maka tidak hanya pukulan tangan kanan ini yang mendarat ke kepalamu, tapi... bisa saja kau takkan bisa menjadi narator lagi.”>
<<Mata dan aura yang sangat menakutkan seakan-akan dia akan membunuhku kalau aku memberikan tiga data penting.Tapi, dia seperti mampu membaca apa yang aku pikirkan.>>
Maaf ya para pembaca sekalian narasi akan berlanjut ke adik Mirajane, yang bernama Reiya Rosemary. Sama seperti kakaknya yang cantik, Reiya juga merupakan wanita yang memiliki wajah yang rupawan. Sama seperti kakaknyadia juga memiliki rambut yang berwarna merah. Tapi, berbeda dengan kakaknya yang pony tail, adiknya mempunyai bentuk rambut kuncir dua yang kelihatan sangat imut.
Mengenai tubuhnya.............
Maaf para pembaca sekalian, ini adalah penulis, dikarenakan sesuatu hal maka narator yang tadi tidak bisa menjalankan tugasnya untuk sementara, dan digantikan dengan narator cadangan. Baiklah cerita akan berlanjut.
“Maafkan aku kak Mira, dan kakak berambut putih, sekali lagi aku mengucapkan maaf, lain kali aku akan lebih hati-hati lagi.”
Reiya mengatakan itu sambil meletakkan tangan kirinya dikepala dan tersenyum malu.
“Sudah-sudah, jangan terlalu dipikirkan. Oh, iya maaf aku belum memperkenalkan diri, namaku Carldika Panthera. Salam kenal dua nona cantik berambut merah.
“Namaku Mirajane Rosemary, maaf ya. Adikku ini memang ceroboh.”
“Kalau aku,namaku adalah Reiya Rosemary, salam kenal, kakak rambut putih.”
Pertemuan tersebut, menjadi awal dari kisahyang akan menceritakan hubungan rivalitas antara mereka berdua.<<Carldika Panthera yang nantinya akan mendapatkan julukan si Kucing Hitam dan Mirajane Rosemary yang dijuluki Penyihir Lima Elemen>>
Dan Carldika punmelepaskan pelukannya dan membantunya berdiri.
“ Iya, sama-sama.”
Mirajane terlihat sangat tertarik kepada Meigo, dia terus saja memandangi Meigo dengan penuh perhatian.
“Carldika, apakah kucing itu bisa berbicara??”
“Iya tidak seperti kucing biasa “dia” memang bisa berbicara. Memang ada apa,nona Mirajane??”
Tanpa menjawab pertanyaan dari Carldika, Mira kembali bertanya.
“Carldika apakah kau seorang “Human Beast”?? Lagipula rambut putihmu itu.....”
[Para peserta diharapkan segera berkumpul karena kita akan segera mengumumkan tata cara ujiannya]
“Sepertinya sudah waktunya, maaf ya nona sepertinya pertanyaan itu akan aku jawab nanti, dah....”
Carldika pun meninggalkan gadis berambut merah dan bermata coklat itu yang kelihatannya masih ingin melanjutkan perbincangan dengan Carldika.
“Kakak,kalau dia benar-benar seorang “Human Beast” dan bergabung dengan Amarta, itu akan membuat Amarta semakin kuat.”
Kata Reiya sembari terus memperhatikan Carldika, yang sosoknya semakin menjauh dari pandangan mereka berdua.
“Kau benar Reiya, kalau begitu bagaimana kalau kubuat dia bergabung ke guild kita saja, aku akan ikut serta ke dalam ujian ini.”
“Tapi kakak, sebagai ketua guild, kakak kan tidak boleh meninggalkan guild dan bergabung dengan guild lain seenaknya.”
“Siapa bilang aku akan keluar dari guild, aku hanya bilang akan ikut sertadalam tes tersebut, kalau masalah identitas aku hanya perlu merubah penampilan saja.”
“Tapi kakak, apa kakak yakin bisa mengalahkannya, dia itu seorang “human beast” loh.”
Kata Reiya dengan wajah yang penuh tanda tanya, seraya mengangkat jari telunjuk kanannya setinggi wajahnya.
“Kalau tidak punya keyakinan aku tidak akan ikut, aku yakin akan bisa membuat dia masuk ke guild kita. Seorang “human beast” akan membuat guild kita semakin kuat, bukan-bukan hanya sedikit, mungkin kita bisa masuk ke dalam jajaran guild-guild ternama.”
Mirajane mengatakan hal tersebut dengan wajah yang penuh ambisi dan keyakinan penuh, dia mengangkat tangan kanannya setinggi dada dan kemudianmengepalkan telapak tangannya.
“Aku akan membuatmu bergabung dengan guildku. Apapun yang terjadi Carldika!!.”
(Aku tak pernah melihat wajah kakak yang seperti ini lagi semenjak insiden itu, kalau sudah seperti itu, kakak takkan bisa dicegah oleh siapapun.)
[Para peserta sekalian kita akan memulai proses pengambilan nomor urut peserta, sekaligus merupakan ujian tahap pertama yang akan menentukan di pintu mana yang berada di sebelah kiri saya ini para peserta akan masuk, untuk menjalani tes ujian yang kedua.]
[Tak perlu berlama-lama lagi...... Ini dia tempat pengambilan nomor tersebut]
Seusai pengumuman tersebut... bagian bawah dari panggung tersebut terbelah dua dan muncullah sebuah bola air yang mengambang diudara yang mempunyai ukuran sangat besar, sampai-sampai sanggup memuat ratusan orang didalamnya.Setelah melihat yang muncul adalah bola air, rasa cemasanpun muncul di wajah Carldika.
“Ini, gawat....Meigo aku tidak pernah berpikir kalau ujiannya akan menjadi seperti ini”
Dan Meigo pun membalas ucapan Carldika dengan wajah yang sama paniknya.
“Iya, ini sangat gawat Carl.”
Carldika pun mulai sangat gelisah dan kemudian berteriak sambil memegangi kepalanya, dengan kedua tangannya.
“Kenapa harus begini?? Aduhhhh, aku ini kan tidak bisa berenang.”
“Ada apa dengan orang itu? Sepertinya dia sangat tidak senang dengan peraturan pengambilan nomor urutnya....”
Dia adalah Ruinz. Salah satu peserta yang ingin mengikuti ujian masuk serikat AMARTA. Dia adalah pemilik pedang besar legendaris bernama Basilisk. Dia memiliki rambut berwarna hitam, dan warna mata yang hitam. Dia sangat besar tinggi tubuhnya sekitar 180 cm tubuhnya diliputi otot-otot yang besar juga sampai-sampai otaknya pun berubah menjadi otot.
...............
Aaaaaaahhhhhh. Sudah dua narator yang menjadi korban maka dengan sangat terpaksa, saya sendiri sang penulis, akan mengisi kekosongan sementara sampai ditemukan penggantinya.
[Ujian yang
[Baiklah saya akan menjelaskan peraturan dan tata cara dalam pengambilan nomor urut peserta.]
[Dihadapan kita ada sebuah bola air yang didalamnya terdapat banyak bolabernomor, yang terdiri dari bola nomor 1 sampai 100 yang menunjukkan di pintumana peserta sekalian akan memulai tes kedua. Semakin kecil digit angka yang tertera, semakin mudah ujian yang akan dihadapi oleh peserta, begitu juga sebaliknya semakin besar angkanya, semakin sulit ujiannya.]
[Jadi, ini adalah ujian persaingan antar peserta dalam mengambil nomor urut sekaligus juga sebagai unjuk kemampuan para peserta. Jangan pikir ini sebagai bola air biasa, bola air ini memiliki 10 lapisan, dimana pada lapisan pertama tekanan yang dihasilkan, sebesar 50 KG pada lapisan kedua tekanannya akan semakin bertambahmenjadi dua kali lipat dan begitu seterusnya. Jadi, kerahkanlah semua kemampuan kalian para peserta sekalian!.]
[Tidak perlu berlama-lama lagi. AYO...!!!! kita mulai ujiannya.....]
BYUR, BYUR, BYUR..!
Para peserta satu persatu mulai memasuki bola air tersebut.
“Aku tidak akan kalah! Meigo aku juga akan masuk”
“Tapi Carl, kau kan tidak bisa berenang, gimana caranya kamu untuk mengambil nomor urut yang ada di dalam bola air tersebut”
“Kita tidak akan mengetahuinya sebelum mencobanya, karena itu walaupun tidak bisa berenang aku akan mengerahkan semua kemampuanku untuk melakukannya.
“Haaah.... tidak pernah berubah ya kamu ini. Kalau sudah seperti itu aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, yang penting jangan sampai tengelam.”
Carldika pun masuk ke dalam air tersebut dan pada akhirnya sesuai dengan yang diperkirakan, Carldika yang tidak bisa berenang itupun mengalami kesulitan di dalam bola air tersebut, dan dia bergerak dengan susah payah di dalam bola air tersebut.
(Sial, ternyata lebih sulit dari yang kuduga, tekanan air ini sangat kuat terlebih lagi banyak peserta kuat didalamnya kalau begitu lebih baik kuambil saja nomor yang berada didekatku. Dan berjuang di ujian yang berikutnya walaupun katanya ujian yang dihadapai sulit, tapi aku takkan tau hasilnya kalau aku tidak mengerahkan semua kemampuanku.)
Tiba-tiba saja sebagian tempat dari bola air tersebut itu menjadi beku dan kemudian seorang wanita menghancurkan bagian yang telah menjadi es tersebut, dan melangkah secepat mungkin untuk mengambil bola bernomor satu. Dengan mudahnya dia mengambil bola yang bernomor 1 itu dan keluar dari es tersebut sebelum es tersebut kembali mencair, dan kembali kepada wujudnya semula.
“Ternyata tidak bisa dibekukan selamanya ya? Ini pasti dibuat oleh seorang penyihir yang kuat.”
Kata wanita berambut biru itu.
[WAHHH.... diluar dugaan peserta bernama Frozza Shapira sudah terlebih dulu menyelesaikan ujian pengambilan nomor tersebut, dia memakai sihir esnya untuk membekukan airnya lalu dengan mudah dia mengambil bola bernomor 1]
“Padahal kukira ujiannya sulit tetapi kalau hanya seperti ini aku akan dengan mudah melaluinya”
“Seperti biasa kau selalu menakjubkan Frozza.”
Dia adalah Frozza Shapira seorang wanita cantik berambut biru panjang yang terurai, dan mempunyai mata yang besar berwarna biru juga. Benar-benar sosok yang anggun. Dia sedang memegang sebuah tongkat sihir. Sama seperti Carldika dia juga merupakan seorang “Human Beast”.
“Terima kasih Weiss, kucing putihku yang manis.”
Tidak seperti Meigo yang memiliki kemampuan berbicara layaknya manusia. Seluruh hewan pasangan dari human beast hanya bisa berbicara dengan menggunakan telepati kepada tuan mereka.
[HEBAT..!!! Wanita itu benar-benar hebat, padahalpada umumnya seorang “Human Beast” tipe kucing tidak mempunyai kemampuan renang yang baik tapi dia bisa menutupi kekurangan tersebut dengan menggunakan sihirnya untuk membekukan air, sehingga terbentuk jalan yang bisa dia lalui, sekaligus menghentikan peserta yang lainnya, untuk mendapatkan nomor tersebut]
“Sial bola nomor 1 sudah didapatkan, aku harus bergegas, paling tidak, harus mendapatkan nomor dengan digit satu angka. Agar tidak mendapatkan kesulitan dalam tantangan berikutnya.”
Seseorang yang berkata seperti itu adalah Ruinz, dia sedang berjuang dengan sekuat tenaga untuk memperoleh nomor ujian dengan digit angka kecil.
“Kakak bersemangatlah...Kalahkan mereka semua!”
Reinz pria dengan rambut pirang dan bermata biru itu, memberikan semangat kepada kakaknya yang sedang berjuang di dalam bola air tersebut.
“Tentu saja Reinz aku pasti lolos dari ujian ini dan masuk ke guild AMARTA.”
(Kakak yang selalu terlihat pesimis itu, mengatakan hal seperti itu dengan penuh semangat. Aku sebagai adikmu, merasa bahwa kau sudah berubah menjadi lebih baik kakak)
Dia adalah Reinz adik dari Ruinz berbeda dengan kakaknya yang bodoh Reinz sudah lebih dahulu bergabung dengan salah satu guild yang cukup kuat yaitu FALCON, bukan hanya bergabung dia merupakan salah satu anggota dewan FALCON.
Dia adalah pria yang bertubuh ramping dan berwajah tampan, memiliki rambut yang berwarna pirang dan mata berwarna biru. Selain hal tersebut ada alasan lain kenapa dia bisa menjadi anggota dewan adalah karena kemampuannya yang disebut-sebut kemampuan langka dan unik, yaitu sihir untuk mengendalikan tumbuhan.
“Human Beast, yang bisa mengendalikan sihir ya. Hal ini sangat langka.”
“Ke-ketua.”
Tiba-tiba saja ditengah-tengah acara, muncul seseorang laki-laki yang mengenakan baju kebesaran guild Amarta. Laki-laki itu memiliki rambut berwarna coklat, ciri khas yang membuat dia sangat mudah dikenali selain seragam yang dikenakannya adalah bentuk pupil matanya yang tak lazim, yang berbentuk segitiga berwarna merah, dia juga memiliki tubuh yang tegap. Dia memancarkan aura yang sangat kuat selayaknya seorang pemimpin.
Dia adalah ketua dari guild Amarta dan termasuk ke dalam daftar 10 orang terkuat di dunia ini dan sekaligus menjabat sebagai panglima perang kerajaan Bartoli.Pada tahun ini juga pria ini dinobatkan sebagai pria terseksi versi majalah “ZERRISSEN”.
“Kyaaaaa.....Tuan Goran!!”
Itulah dia Goran, laki-laki yang sangat menakjubkan dan menjadi idola bagi semua wanita.
“Hampir semua wanita.”<<Mirajane>>
<”Iya hampir semua, maaf aku salah Mira. Dia kelihatannya tidak senang.”>
Lalu salah seorang panitia seleksi itu bertanya kepada Goran.
“Tuan ada maksud apa, anda datang kesini?”
“Tidak ada maksud apa-apa hanya ingin menyaksikan para calon anggota baru AMARTA. Sepertinya kita kedatangan dua orang ‘Human beast’ yang katanya sangat langka ini. Keduanya sepertinya sangat menarik apalagi nona yang mempunyai kemampuan sihir es itu. Siapa dia?”
Dia bertanya dengan wajah yang penuh ketertarikan.
“Frozza Shapira dia adalah anak dari pasangan Reiga Tigra  seorang ‘Human Beast’ tipe kucing besar dan Freya Shapira sang ‘ratu es’. Dikatakan bahwa dia memiliki seluruh kemampuan yang diwariskan dari kedua orang tuanya.”
“Oh, begitu... pantas saja dia jadi bisa menggunakan sihir, karena biasanya seorang ‘human beast’ tidak memiliki kemampuan untuk menguasai sihir. Hal ini bisa menjadi nilai plus sekaligus minus baginya. Karena dia terlahir dari manusia dan human beast dia memiliki darah campuran yang bisa mengakibatkan dia tidak bisa mengeluarkan semua kemampuan dari human beast yang dia miliki. Setelah mendengar hal tersebut ketertarikanku padanyamenjadi berkurang.”
Goran pun mengalihkan perhatiannya pada peserta lainnya yang tengah tenggelam di dalam bola air besar tersebut, yaitu Carldika.
“Oh iya, lalu siapa pemuda berambut putih yang terlihat tenggelam di dalam bola air itu.”
“Dia, laki-laki itu......Maaf kami tidak memiliki banyak data mengenai anak tersebut selain dia berasal dari hutan Aggresia dan dia bernama Carldika Panthera.”
“Kalau begitu keluarkan dia dari bola air itu, kalau terus seperti itu dia hanya akan berakhir tanpa bisa mendapatkan satu  nomor pun.”
Goran memerintahkan para bawahannya.
“Baik ketua!.”
Para prajurit yang berbadan besar tersebut mendekati bola air besar yang terletak ditengah ruangan dan memasukkan tangan mereka ke dalamnya untuk menarik Carldika keluar.
“Hei-hei, apa yang kalian lakukan!! Kalau aku ditarik keluar, maka aku akan didiskualifikasi.”
Carldika pun mencoba berontak untuk melepaskan diri dari mereka tapi sia-sia saja di dalam air kekuatannya menjadi lemah.
Lalu salah seorang dari pria-pria bertubuh tegap itu pun berkata
“Kau, dipanggil untuk menghadap kepada ketua kami, tuan Goran.”
“Eeeeeehhh, dipanggil oleh ketua guild AMARTA, ada apa ya aku sedikit bingung?.”
“Kau akan tahu kalau kau pergi menghadapnya. Sekalian juga dengan kucingmu”
“Iya......baiklah...!!!
Carldika pun pergi dengan kepala yang tertunduk karena berpikir dia akan didiskualifikasi dari ujian.
Carldika pun sampai ke tempat ketua Amarta itu berada,dengan menunjukkan wajah yang penuh kekhawatiran.Dia pun memperkenalkan dirinya dengan nada bicara yang sopan.
“Na-namaku Carldika Panthera, umur 17 tahun, tinggi 178 cm berat 74 kg golongan darah A tempat tinggal pedalaman hutan Aggresia. Sa-salam kenal ketua!! Dan tolong terimalah aku di guildmu.”
Ketua Amarta tersebut hanya bisa tersenyum melihat tingkahCarldika.
“Hahahahaha, tingkah lakumu ini lucu sekali, tidak perlu sampai selengkap itu memperkenalkan dirimu. Oh iya, kau sangat ingin sekali masuk ke dalam guild kami ini kan?“
“I-iya sangat ingin sekali karena saya sama sekali tidak mempunya keahlian lainnya selain bertarung jadi kupikir kalau aku masuk ke dalam guild ini saya bisa menyalurkan kemampuan saya dengan baik.”
“Kalau kau memiliki kesungguhan hati sebesar itu aku akan memberikanmu suatu tes ujian pertama yang spesial. Kau tidak perlu mengambil nomor dari bola air itu lagi karena percuma saja, kau ini tidak bisa berenangkan? Karena itulah aku akan memberikan tes spesial yang pesertanya hanya kau saja dan kalau kau lolos dalam ujian ini kau akan bisa langsung lolos keujian ketiga, apa kau menerimanya??”
“Asalkan tidak berhubungan dengan air, saya dengan penuh semangat akan menerima ujian itu.”
Carldika mengatakan hal tersebut dengan wajah yang penuh keyakinan.
Goran hanya bisa tersenyum mendengar keteguhan hati dari pria tersebut. Kemudian dia memasukkan tangannya ke sakunya dan mengambil sesuatu yang ternyata adalah sebuah kunci.
“Kalau begitu ambillah kunci ini dan buka pintu nomor 0 itu, tadinya sesuatu di pintu itu akan dijadikan ujian untuk tes ujian kedua, tapi dikarenakan ujian yang kelewat berat jadi pintu tersebut tidak dijadikan bahan ujian.”
“Kalau kau lolos dari ujian yang terdapat pada pintu tersebut, maka kau akan langsung diperbolehkan untuk ikut dalam ujian ketiga . Bagaimana Carldika Panthera, apa kau mau menerimanya? Kau tak perlu khawatir, karena disana tidak ada tantangan yang berhubungan dengan air.”
Goran pun menyerahkan kunci tersebut kepada Carldika, dan langsung diambil oleh Carldika tanpa ragu.
“Kuterima kuncinya. Tuan Goran, apakah anda sungguh-sungguh memberikannya untuk saya? Padahal saya sama sekali tidak bisa melakukan apapun di dalam bola air tersebut karena tidak punya kemampuan berenang. Hiks! Anda baik sekali.”
Carldika mengatakan hal tersebut dengan mata yang berkaca-kaca.
“Sudahlah tidak usah dipikirkan, lagipula aku ingin melihat kemampuanmu dalam pertarungan, soalnya human beast berdarah murni sudah sangat langka sekarang.”
“Kalau memang begitu akan kutunjukkan suatu pertunjukkan yang bagus, anda takkan menyesal telah memberikan ujian khusus ini tuan. Sekali lagi terima kasih banyak tuan Goran. Sebentar tuan, dari mana anda tahu kalau aku seorang human beast berdarah murni?”
“Tentu saja dari kucing yang bisa berbicaramu itu, dan kenyataan bahwa kau itu tidak bisa berenang, juga merupakan bukti kuat bahwa kau merupakan seorang human beast berdarah murni.”
Mendengar hal itu Carldika hanya bisa tersenyum pahit.
“Begitu ya, hahhaa.. untunglah kalau tingkah lakuku tadi bisa menjadi penolong disaat terakhir.”
[Pengambilan nomor urut telah selesai. Semua peserta yang telah berhasil mengambil nomor urut silahkan menuju ke ruangan sebelah kiri saya]
Ruinz melangkah menuju ruangan besar tersebut dengan wajah yang kelihatan tidak bahagia. Ada apa ya, dengannya??
“AH, sial bukannya dapat nomor yang berdigit kecil malahdapat yang besar. Apa nasibku sedang buruk ya?”
“Kakak ada apa denganmu, sepertinya kau kelihatan tidak senang.”
Dengan wajah sedih, Ruinz menjawab pertanyaan adiknya tersebut.
“Aku mendapatkan nomor 100! Bagaimana aku bisa bahagia dengan hal ini. Bukankah semakin besar nomor yang didapat, semakin sulit ujian yang akan dihadapi, dan aku malah dapat yang terbesar, aahhh sepertinya ini benar-benar hari sialku.”
[Dikarenakan seluruh peserta sudah mendapatkan nomor urutnya maka sekarang kita akan segera melaksanakan ujian tahap kedua]
“Tunggu sebentar, aku ingin mengatakan sesuatu. Tuan pembawa acara tolong pinjamkan saya pengeras suara tersebut.”
Tiba-tiba saja Goran, ketua dari guild AMARTA menyela pengumuman yang sedang berlangsung.
Si pembawa acara tersebut pun memberikan pengeras suara tersebut dan mempersilahkan Goran untuk berbicara.
“Silakan tuan Goran.”
Seisi ruangan pun menjadi riuh rendah karena hal tersebut.
“Ada apa ini??”
“Mengapa tiba-tiba saja sang ketua guild berbicara ditengah-tengah ujian??”
[Para peserta sekalian, pertama-tama saya akan mengucapkan selamat kepada kalian yang telah berhasil melalui ujian pengambilan nomor untuk melangkah ke ujian yang berikutnya. Tapi bagi yang tidak berhasil kami mengadakan ujian alternatif bagi para peserta tersebut, yaitu dengan memasuki pintu bernomor 0 tersebut. Kalian dapat menggunakan kerjasama tim dalam menghadapi ujian dibalik pintu tersebut dan apabila berhasil, maka seluruh peserta yang berhasil bertahan akan lolos. Jadi bagaimana, apakah kalian akan menerima tantangan ini?]
“Tu-tunggu sebentar ketua!.”
Tiba-tiba saja Carldika menyela pembicaraan.
[Ada apa peserta Carldika?]
“Bukankah sebelumnya, anda berkata bahwa ujian yang ada di dalam pintu tersebut hanya untukku saja? Kenapa tiba-tiba saja anda merubahnya dan berkata seperti itu?”
Mendengar hal itu, Goran hanya memberikan sebuahsenyum pahit kepada Carldika
“Begitu, aku hanya berpikir bahwa akan menjadi tidak adil kalau ujian spesialnya hanya diberikan untukmu saja, aku juga ingin memberikan para peserta yang gagal ujian alternatif. Jadi aku tidak akan dipandang sebagai orang yang pilih kasih. Apa kau keberatan dengan hal itu Carldika?”
JIIIITTTT
Goran mendekatkan wajahnya dengan wajah Carldika dan menatap Carldika dengan tajam, yang kelihatan seperti tidak puas dengan jawaban Goran.
“Ka-kalau itu ke-keputusan yang mulia saya tidak keberatan sama sekali. Tapi saya tidak akan bekerja sama dengan peserta yang lainnya, untuk menyelesaikan ujian tersebut!.”
(Ma-matanya sangat menakutkan)
(Memang itu yang kuharapkan Carldika, kau harus menyelesaikan ujian ini dengan usahamu sendiri, kalau kau ikut membantu ujian peserta lain, kau takkan kurekrut menjadi anggota)
“Ujian di gerbang no 0, beruntung sekali mereka.”
Kata Ruinz dengan wajah penuh rasa iri.
“Kakak kau tidak perlu berkata seperti itu, lagipula ujian tersebut hanya untuk peserta yang gagal pada tahap pertama saja, jadi... kau tidak mungkin bisa turut serta. Tapi ada yang aneh dengan persyaratan pada ujian ini, para peserta diperbolehkan untuk bekerja sama, bukankah setiap nomor yang berangka rendah berarti ujian yang disiapkan lebih mudah ketimbang nomor yang berangka besar?”
“Iya kan! Sangat tidak adil! Sudah ujiannya mudah, bisa bekerjasama lagi.”
PLAK!
Reinz memukul Ruinz dengan sebuah kipas putih, yang selalu di bawa-bawanya.
“Bukan itu yang kumaksud kakak bodoh!”
Reinz pun membuka kipasnya dan menutup bagian bawah wajahnya,lalu mulai menggumamkan sesuatu.
“Ada sesuatu yang janggal pada peraturan itu dan bisa jadi kalau ujian yang disiapkan di balik pintu itu adalah ujian tersulit yang takkan terselesaikan, apabila seluruh peserta tidak menyatukan kekuatan mereka.”
”Maksudmu, nomor yang terdapat pada bola itu kemungkinan hanya tipuan saja?”
“Bisa jadi begitu, kita takkan bisa memastikan hal itu sebelum pintu itu dibuka.”
Cklek!
Tiba-tiba saja terdengar suara pintu yang dibuka.
“Hei,hei Carldika, apa yang kau lakukan? Belum ada perintah untuk membuka pintu ujiannya.”
Kata Meigo dengan wajah yang sangat terkejut, sampai-sampai membuatnya berdiri dengan dua kaki.
“Ma, maaf, aku hanya tidak bisa menunggu lagi karena, aku sangat penasaran dengan hal yang terdapat di dalam pintu tersebut.”
“Tidak mungkin, apa kita harus melawan mahluk ini? Kita takkan menang, bukakankah dia itu sang naga merah”
Seseorang peserta yang ikut ujian di pintu tersebut merasa sangat terkejut dan sangat ketakutan sampai membuatnya terduduk dilantai dan berkeringat sangat banyak, dihadapan kekuatan besar yang akan dihadapinya.
“Hah! Ada apa? Apa yang kau takutkan?
Carldika melihat peserta tersebut dan bertanya kepadanya.
“Apa kau tak melihatnya di sana, di dalam pintu itu. Lihatlah cepat!”
Seseorang peserta lainnya memberitahu penyebabnya, sambil menunjuk ke arah naga merah besar tersebut dengan jari telunjuk kanannya.
“Ohhhh.. seekor naga ya, wah sudah lama nih aku tidak melihat mereka. Waaahhh! Benar-benar besar ya! Hei Meigo, sepertinya kita bisa makan daging naga lagi nih, apa lagi dia sangat besar begitu, bisa sekalian dijadikan persediaan makanan nih. Sudah 5 tahun aku tidak makan naga lagi, aku jadi kangen ama rasanya.”
!!!!......
Seisi ruangan menjadi sangat terkejut dengan perkataan sembarangan Carldika.
“Kau sudah gila ya, apa maksudmu dengan memakannya!? Itu naga, naga, dia itu bukan sapi ataupun kambing yang bisa kau makan sesukamu.”
“Hahahahhahah, dia benar-benar gila dan sangat tidak beruntung, bukankah begitu Reinz? Syukurlah aku tidak mendapatkan nomor 0 gila itu.”
“Bukankah sudah kukatakan kak, persyaratan yang di berikan sangat berbeda dengan yang lain, dan tentu saja ujiannya pun akan sangat berbeda dengan ujian yang lainnya juga.”
(Tapi kepercayaan diri apa yang dia tunjukkan itu, apa dia benar-benar yakin bisa mengalahkannya, dan juga 5 tahun lalu dia pernah menghadapi seekor naga juga. Saat ini dia kira-kira berumur sekitar 17 tahunan.  Apa itu artinya dia masih berumur 12 tahun pada saat dia mengalahkan naga tersebut.Bagaimana bisa, anak sekecilnya bisa menakklukkan naga? Mungkin aku bisa melihat kelahiran seorang legenda di sini. Benar-benar saat yang sangat berharga, seseorang yang mungkin akan menjadi lawan yang tangguhuntuk guild kami.)
“Kak Miraaa, dia sangat gila, dia ingin memakan naga yang sangat kuat tersebut, tapi yang dihadapinya itu si merah kan?. Apa dia benar-benar bisa menghadapi naga itu dan melawan kakak di ujian selanjutnya?”
“Jangan meremehkannya Reiya, dia bukanlah orang sembarangan dan apa yang dikatakannya itu semuanya adalah kenyataan,karena dia bukanlah tipe orang yang suka sesumbar. Aku pasti akan menghadapinya nanti di ujian ketiga. Karena itu, aku harus benar-benar serius dalam menghadapinya, karena dia mengingatkanku dengan seorang pria, yang juga memiliki rambut putih yang sama dengannya. Rambut putih itu, takkan pernah kulupakan seumur hidup. Si kilat putih, begitulah orang-orang menjulukinya, dia menghancurkan sebuah guild besar sendirian hanya untuk menyelamatkan seorang gadis kecil, yaitu aku.”
Saat ini Mira dan Reiya, melakukan perbincangan dengan menggunakan kemampuan telepati yang mereka miliki. Hal tersebut dikarenakan saat ini Mira sedang mengikuti ujian tahap kedua dan tidak bisa menunjukkkan jati dirinya yang sebenarnya.
“Carldika kau harus menghadapi naga tersebut sendirian, apabila kau menyerangnya bersama-sama dengan peserta lain kau akan aku diskuilifikasi dari ujian ini. Jadi bagaimana, apa kau mau terima persyaratan tersebut?”
Ketua guild Amarta tersebut memberikan syarat yang sangat sulit untuk Carldika.
“Takkau katakan pun, aku tidak mau menyerang dengan keroyokan, karena tidak adil bagi naga itu. Tapi kalau naga itu dikalahkan oleh peserta lain dan mati, kau sudah punya penggantinya kan?”
“Tidak usah kau khawatirkan masalah itu, lagipula hanya kau lah yang bisa menghadapi naga tersebut saat ini.”
[Baiklah para peserta sekalian silahkan buka pintu masing-masing kita akan mulai ujian keduanya]
“Baiklah aku akan duduk disini saja sampai kalian selesai melawan naga itu.”
Dikarenakan tidak diperbolehkan untuk membantu peserta lain, saat ini Carldika hanya bisa duduk bersender di dekat pintu masuk.
“Tidak! Aku akan pulang saja”
“Aku juga!.”
“Tidak mungkin kita bisa melawan monster itu.”
Sebagian besar peserta tersebut pun mengundurkan diri dari tempat ujian.
“Heeeh dasar para pengecut. Hei, pemuda berambut putih. Kalau kau tidak mau ikut serta, silahkan tapi jangan menyesal kalau kau menghadapi ujian yang lebih berat lagi.”
“Baiklah, semoga kau berhasil.”
Carldika menjawab kata-kata dari pemuda itu dengan sangat enteng.
“Semuanya! Ayo kita maju dan habisi naga itu.”
“Baiiikkk!”
“Majuuu!”
“Groaaaa.”
“Serang bagian lehernya!.”
Wuurrrrhhrhssss
Napas api disemburkan oleh naga merah tersebut dan membakar serta menewaskan 10 orang dari mereka.
“ Jangan gentar semuanya! Segera kepung lagi.”
“Tidak....tidak mungkin kita bisa mengalahkannya! Naga tersebut berada di dunia lain yang tak terjangkau oleh kita.”
“Jangan takut, kita takkan kalah kalau bekerja sama.”
“Percuma!! Kalau kita tetap bertarung, kita semua akan mati.”
Lalu seluruh peserta yang selamat itu melarikan diri secepat yang mereka, bisa menyisakan 2 peserta di dalamnya yaitu Carldika dan peserta lainnya yang hanya bisa tertegun di depan naga besar tersebut, melihat sebuah kekuatan yang sepertinya sangat mustahil untuk ditaklukkan.
Dan tiba-tiba saja naga tersebut mengerakkan cakar tangan kanannya dan menyerang laki-laki sang sedang tertegun itu dengan gerakan vertikal.
“Sial!,..”
BUAGH
Lelaki tersebut mencoba menahan serangannya dengan perisai yang terdapat di lengan kirinya tapi percuma saja perbedaan tenaga yang sangat besar menyebabkannya terhempas ke udara dan menabrak dinding arena tersebut dengan sangat keras.
BUKGH!
“Ugh! sakit sekali, pertahanan yang kulakukan percuma saja, perbedaan tenaganya terlalu besar.”
Naga itu pun, dengan tanpa memberi jeda, langsung menyemburkan napas apinya
“Sialll...apa hidupku hanya sampai sini saja?”
Sringg! Sekelebatan cahaya putih datang menuju peserta tersebut dan
Wusshhhh
Dia mementalkan api tersebut kesisi lain
“Ka-kau.”
Laki-laki yang diselamatkan Carldika tersebut jatuh pingsan, dikarenakan benturan yang didapatnya.
“Sudah cukup, sekarang giliranku untuk maju. Meigo membesarlah.”
“Baik Carl!”
GERRRKKK, GREETTT
Meigo yang semula merupakan kucing yang kecil perlahan-lahan tubuhnya membesar dan berubah bentuk menjadi seekor macan kumbang.
“Aku sudah siap Carldika.”
“Bagus Meigo. Ayo!! kita mulai, perburuan naganya. Tapi sebelum itu....”
“Ada apa Carldika?”
“Huwaaaa......!!! panas-panas, tangan kananku terbakar sewaktu meninju api itu.”
Carldika berteriak, sambil menghembus-hembuskan api yang berada ditangan kanannya
...........
“Hufff, hufff...haaaahhh sukurlah sudah padam.”
“Baiklah.. sekali lagi kuumumkan. Perburuan naga kedua oleh Carldika dan Meigo akan dimulai....!”

Chapter 2 Perubahan bentuk pertama
Whussrrrr
Naga tersebut menyemburkan napas apinya lagi. Secepat kilat Carldika bergerak sambil membawa laki-laki yang pingsan tersebut menjauh menghindar dari serangan bola api naga tersebut.
Drap
“Baik, sepertinya ini adalah area yang aman.”
“Meigo ayo kita mulai perburuan naga yang keduanya.”
Carldika lalu mengambil tombak putih yang ada di punggungnya dan melepaskan gulungan yang menutupi bagian tajam tombak itu dia menaiki punggung Meigo besar yang terlihat seperti seekor macan kumbang itu.
“Aku mengandalkan kakimu Meigo. Bergeraklah sesuai dengan instruksiku dengan benar ya.”
“Baiklah Carldika”
“Ayo maju Meigo”
“ROOOAAAARRRR!”
Naga merah itu meraung dengan hebat dan mengakibatkan ruangan tersebut bergemuruh
“Benar-benar hebat tak pernah aku merasa panas seperti ini lagi. Benar-benar keputusan yang bagus untuk mengikuti ujian yang diberikan oleh sang ketua itu.”
“Kita sudah semakin mendekatinya Carldika.”
“Baiklah Meigo, lompat! Kita akan serang bagian lehernya.”
Naga itu mengerakkan cakar kanannya secara horizontal tapi Meigo lebih cepat menghindar, dan secara tiba-tiba sudah berada didepan wajah naga tersebut. Carldikapun sudah mempersiapkan sebuah tusukan kepada naga tersebut.
“Bagus Meigo kau semakin cepat saja. Hiaaattt! rasakan tusukan trisula ku”
Trang! Terdengarlah suara benturan antara tombak Carldika dan kulit naga tersebut menggema di dalam ruangan tersebut, disertai munculnya percikan api. 
“Kulitnya lebih keras dari yang kukira. Ini akan menjadi pertarungan yang sulit”
Meigo pun mendarat kembali.
Tanpa sempat memperkuat pijakan, naga tersebut  kembali menerjang Carldika dengan cakar kirinya.
Wusshhh
Tapi sekali lagi meigo dan Carldika bisa menghindarinya
“Hiuuhhh... tadi itu hampir saja ya Meigo.”
“Iya, hampir saja..”
Naga tersebut menolehkan kepalanya kekanan tempat Carldika berada dan tanpa aba-aba terlebih dahulu langsung saja menyemburkan napas apinya. Dan kali ini dua kali lebih besar dari sebelumnya.
“Tidak bisa dihindari!.”
Carldika lalu memutar tombaknya dan menahan api tersebut.
“Hhaaaaaah...”
Bersamaan dengan teriakannya, Carldika melemparkan apinya ke tempat di mana naga tersebut itu berada.
“Rasakanlah apimu sendiri.”
Whurrrsss
Api besar tersebut dilemparkan kembali ke arah naga merah tersebut dan membakar naga tersebut hingga dia meraung kesakitan.
“Roooaaaarr.”
Naga tersebut meraung kesakitan akibat apinya sendiri yang dikembalikan oleh Carldika
“Meigo aku sudah sangat ingin memakannya nih. Lebih baik kita segera akhiri pertempuran ini.”
“Carldika, kau bermaksud ingin memakai bentuk itu segera.”
“Iya tentu saja soalnya kulit naga tersebut kerasnya minta ampun, kalau tidak dengan bentuk itu takkan tertembus. Jadi ayo segera kita hancurkan naga tersebut.”
“Ohhh iya, sebentar ada sesuatu yang kulupakan.”
“Apa itu Carldika?”
Carldika berlari menuju pintu keluar dan berteriak kepada Goran.
“Heeeiiii, ketuaaa... kalau naga ini mati bolehkan dagingnya untukku semua”
Ngeeekkk!!!
“Jadi itu maksud dari sesuatu tersebut, kau ini...”
Meigo hanya bisa mengeluh melihat tingkah laku Carldika yang diluar pikiran itu.
“Tentu saja Carldika ambil saja, akan kuserahkan semuanya padamu.”
“Ketua apa dia benar-benar sudah gila, lawannya itu adalah Red Dragon yang mempunyai kulit sekeras intan. Takkan mungkin bisa dia melukai naga tersebut, apa lagi sampai membunuhnya.”
“Lihat saja, kau akan mengetahui sebab dari keyakinannya tersebut.”
“Groooaaarr.”
Naga tersebut menghempaskan api yang membakar dirinya dengan kedua sayapnya yang besar.
“Sepertinya naga itu sudah terlepas dari siksaan apinya sendiri, ayo kita mulai penyatuan antara kau dan aku Meigo. Naikklah kekepalaku.”
Meigo pun kembali kewujudnya semula dan melompat kekepala Carldika Panthera. Carldika pun mulai menyilangkan jari kanan dan kirinya.
“PENYATUAN!!!”
Cliiingggg
Seberkas cahaya kehijauan menyinari seisi ruangan tersebut. Dan didalamnya keluarlah sesosok manusia hewan dengan bulu berwarna hitam dan wajah seperti seekor macan lengkap dengan ekornya yang panjang berwarna hitam.
“Yakk, penyatuan selesai. Ayo kita mulai ronde keduanya naga!.”
Groooaaaarrrr
Dimulai dengan raungan dari naga tersebut, Carldika berlari menghampiri naga tersebut dengan kecepatan yang luar biasa.
Lalu naga itu dengan amarah yang sangat kuat di mengumpilkan sebuah bola api yang sangat besar di depan mulutnya dan di semburkannya sekaligus ke arah Carldika.
“Berakhir sudah.”
Seorang panitia yang sejak tadi memperhatikan pertempuran Carldika lewat monitor transparan yang terdapat di tengah ruangan tersebut sempat memejamkan matanya.
“Jangan menutup matamu atau kau akan ketinggalan setiap aksinya.Karena ini akan berakhir dengan sangat cepat.”
“Ketua.”
Dengan gerakan yang seperti kilat Carldika menghindar dari bola api yang besar itu
“Kecepatan apa itu???”
Dari sebelah kiri dari leher naga itu Carldika pun muncul tiba-tiba dan mengayunkan tombaknya dengan gerakan horizontal.
“Haaaaah!!.”
TRAAANNNGGG
Benturan antara tombak Carldika dan kulit naga merah tersebut sangat kuat sehingga membuat naga merah besar tersebut sempat mundur beberapa langkah, dan sekaligus membuat tombak Carldika bergetar dengan sangat hebat.
“Sial masih belum cukup.”
Carldika kemudian mendarat di dinding, yang berada di sisi kiri naga tersebut dan kembali melompat untuk menyerang leher naga tersebut kali ini dengan sebuah tusukan.
TRANNGG
Benturan yang sangat keras kembali terjadi sehingga membuat seisi ruangan bergemuruh.
“Belum cukupkah ini.”
Roooaaaoorrr
Bersamaaan dengan raungan kesakitan dari naga tersebut. Dia mencoba untuk menyerang Carldika yang berada di leher sebelah kanannya, dengan menggunakan cakar kanannya.
Shiinng!
Tapi kecepatan yang dimiliki Carldika tidak mampu di ikuti oleh naga tersebut dan malah menjadi damage bagi naga tersebut.
BUAGH!
Kraaakkk...
Tiba-tiba saja terdengarlah suara benda yang retak. Dan ternyata benda tersebut adalah kulit keras yang sejak tadi menjadi sasaran serangan Carldika.
“Tidak ada gading yang tak retak, ternyata pepatah itu ada benarnya juga.”
Goran yang menyaksikan pertarungan antara Carldika melawan Naga Merah tersebut merasa takjub dengan hasil yang seperti diluar dugaan tersebut.
“Yoossshh! sedikit lagi aku bisa mengalahkan naga itu. Ooppss kau benar-benar tidak menyia-nyiakan waktu ya kakak merah.”
Naga tersebut mencoba untuk memakan Carldika yang sedang terdiam tapi dengan mudah Carldika dapat menghindarinya dan berpindah ke sisi kiri.
“Kalau begitu akan kugunakan seluruh kekuatanku untuk satu serangan terakhir.”
“Baikklaaah.....Hiiiiiaaaaahhhh!.”
WHUSSS.
Muncullah pusaran tenaga disekeliling Carldika
Whus, whus, whus
“Merupakan suatu kehormatan aku bisa menghadapimu tuan naga merah. Tapi kita harus mengakhiri pertarungan ini dengan cepat, soalnya aku benar-benar lapar. Berikanlah aku serangan terbaikmu agar kau takkan menyesal di dalam perutku kakak naga merah.”
Seakan-akan mengerti dengan apa yang dikatakan Carldika naga merah tersebut kembali membuat sebuah bola api yang sangat besar dan ukurnnya sepuluh kali lebih besar dari api yang sudah membakar dirinya sebelumnya.
“Bagus dengan ini akan kita tentukan siapa yang akan memenangkan pertempuran ini.”
Bersamaan dengan pelepasan bola api besar oleh naga tersebut, Carldika melompat secepat kilat. Tapi dia tidak menghindari bola api tersebut melainkan menghadapinya secara langsung.
“Carldika!! Tunjukkanlah pada semuanya, siapa dirimu sebenarnya!.”
Goran pun sampai-sampai berteriak memberi semangat kepada Carldika.
“Hiiiaaahh!!!.... SCREW DRIVE.
Carldika berputar seperti sebuah bor listrik, dengan tombak trisula sebagai ujung dari bor tersebut. Api besar tersebut pun sirna seketika dan terus melaju kearah retakan yang terdapat di leher naga tersebut.
TRANG!
Tusukan tombak Carldika tepat mengenai retakan yang berada di leher naga tersebut.
KRAK, KRAAKK.
Retakan di leher naga merah itu semakin membesar.
“Haaahhh!”
Sriiinng! Suara putaran dari tombak Carldika yang bergesekan dengan kulit naga merah,  menggema di sekeliling ruangan berbatu tersebut dan sekaligus menghasilkan percikan api yang menyebar ke sekeliling ruangan.
Grooaaarrr!
Naga merah yang merasa dirinya semakin terancam tersebut, mulai melancarkan serangan balasan menggunakan cakar tangan kanannya yang mengarah tepat ke sebelah kiri tubuh Carldika.
JLEEBB!
Terdengarlah suara seperti sesuatu yang ditembus oleh benda tajam, apakah Carldika yang tertembus cakar naga tersebut ataukah leher naga tersebut yang tertembus tombak Carldika?.
BRUK!
Tubuh besar naga merah tersebut jatuh bersamaan dengan mendaratnya Carldika ditanah dengan tubuh yang berlumuran darah. Ternyata yang kalah dalam pertaruhan gila-gilaan itu adalah Carldika.
“Gila, ini benar-benar gila, apa dia sungguh-sungguh mengalahkan naga tersebut?.”
Ketakjuban salah seorang panitia yang menyaksikan pertarungan tersebut, hanya disambut dengan sebuah senyuman kecil oleh Goran.
“Itu hanya sebagian kecil dari kekuatan yang dimiliki oleh laki-laki itu, pertunjukan yang lebih menarik akan bisa kita lihat besok hari pada saat dilaksanakannya ujian ketiga.”
(Hahahaha... ternyata dugaanku memang tidak salah memberikan pintu ujian yang sengaja kubuat sendiri itu kepadanya. Apabila kekuatan sebesar itu dapat bergabung dengan kami maka ambisi Sang Raja takkan bisa dibendung lagi)
Goran dengan wajah yang penuh rasa puas meninggalkan panggung arena tempat dia berdiri dan berjalan menuju ruangan lain.
SWING
Tubuh manusia hewan tersebut pun terbelah kembali menjadi dua yaitu Carldika dan Meigo
“Hahahaha, sepertinya kita akan pesta daging naga hari ini nih Meigo!.”
“Dari pada memikirkan itu bagaimana kalau kau bersihkan dulu tubuhmu yang penuh darah itu Carldika.”
“Owh...iya,hihi baiklah akan ku bersihkan segera! Lalu mana pintu keluarnya?”
Carldika memutar kepalanya melihat sekeliling untuk menemukan pintu keluar.
“Sepertinya di sana? Tadi bersamaan dengan kematian naga ini pintu yang ada dibelakang naga tersebut terbuka dengan sendirinya.”
Kata Meigo seraya mengangkat kaki depan sebelah kanannya kearah pintu yang terbuka dan memancarkan cahaya putih.
“Oh-ya, aku tadi tidak menyadarinya”
Carldika pun segera lari, tapi bukannya ke pintu yang berada di belakang naga tersebut, tapi malah kembali ke pintu depan
“Hei,apa yang kau lakukan? Pintunya disebelah sana!”
“Sebentar Meigo, aku ingin menitipkan daging naga ini kepada panitianya dulu.”
Dia mengatakan hal itu sembari menghadapkan telapak tangan kirinya kepada Meigo
“Maaf ya pak panitia saya ingin menitip naga ini kepadamu sebentar setelah seluruh ujiannya selesai akan ku ambil lagi. Sebentar saja ya, pak panitia.”
“I-iya tuan.”
“Yak bagus, oh iya, sekalian tolong kau pindahkan laki-laki yang pingsan ini keruang perawatan”
“Apa dia ini benar-benar manusia?”
Setelah menitipkan daging naga dan laki-laki yang pingsan itu, Carldika kembali keruangan nomor 0 itu dan ditemani dengan kucing hitamnya dia keluar dari ruangan tersebut.
Diluar ruangan tersebut terdapat suatu lapangan persegi panjang yang biasanya dipakai untuk arena pertarungan. Disekelilingnya terdapat kursi-kursi penonton yang kelihatannya sudah sangat penuh.
“Ka-kau benar-benar lulus ya. Sungguh mengejutkan! Naga seperti itu bisa kau kalahkan seorang diri, aku tidak percaya sampai aku melihatnya sendiri dengan mata kepalaku sendiri.”
“Bagaimana kau bisa melihatnya?”
“Itu, disana! Lihatlah disana terdapat layar yang menampilkan pertarungan yang kita lakukan didalam ruangan itu.”
Ruinz mengatakannya sambil menunjuk dengan telunjuk kanannya ke sebuah layar transparan di tengah arena.
“Waaaahhh.......benar-benar hebat.”
“Pertunjukkan yang luar biasa pemuda berambut putih!”
Sorak-sorai penonton di dalam arena tersebut menggema dengan sangat kuat
“Carldika aku mengharapkan pertunjukan yang lebih bagus lagi di babak terakhir ini, di ujian ketiga”
Itu adalah suara sang ketua guild, Goran. Dia baru saja keluar dari ruangan tempat dilaksanakannya ujian pertama melalui pintu utama.
“Tentu saja ketua, akan kulakukan yang terbaik, tapi ujian ketiganya seperti apa ya?”
“Akan segera kami umumkan disini.”
[Sepertinya para peserta yang lolos ujian kedua telah berkumpul. Kalau begitu akan kuumumkan tentang peraturan dan tata cara ujian ketiga yang akan kita selenggarakan besok pagi. Apa kalian semua sudah siap!!! Ini dia ujian ketiganya.]
Dari tengah-tengah arena tersebut muncullah sebuah layar transparan berbentuk persegi panjang yang berukuran sangat besar, lalu di dalamnya terdapat nama sekaligus gambar para peserta yang lolos ujian.
“Hanya 4 orang saja!! Sesulit itukah ujiannya?”
Ruinz merasa sangat heran dan terkejut melihat hasil dari ujian kedua.
“Kak Ruinz, ku pikir bukan itu alasannya. Ada hal lain yang menyebabkan kenapa peserta lainnya gagal. Kemungkinan yang paling masuk akal adalah ada yang mengatur jalannya ujian ini dan hanya 4 orang yang akan di perbolehkan untuk lolos ke babak selanjutnya. Atau... penulisnya malas untuk membuat cerita yang panjang?”
......!!!<<penulis>>
“Apa maksudmu Reinz?”
“Yah sepertinya itu tidak mungkin, mungkin mereka akan memperlihatkan penyebabnya.”
[Ujian yang akan kita jalankan adalah battle antara 4 peserta yang lolos ini, yaitu Carldika Panthera, Ruinz, Frozza Shapira, dan Pendekar Bertopeng. Kemudian peserta yang berhasil untuk masuk ke babak final akan secara otomatis dapat bergabung dengan guild Amarta]
“Hmmmppp, pendekar bertopeng, namanya norak sekali.”
Carldika mencoba untuk menahan tawanya setelah mendengar nama pendekar bertopeng tersebut.
“Oh iya,pemuda berambut putih kita belum berkenalan sama sekali. Namaku Ruinz, pemilik pedang legendaris Basilliks, lalu namamu siapa?”
“Hahahaha....lucu, namanya lucu sekali...”
“Hei-hei, kau mau mengejekku ya!.”
Dengan wajah merah menahan amarah Ruinz mencoba menghajar Carldika, yang tengah tertawa itu dengan tinjunya tapi kemudian ditahan oleh adiknya.
“Ma-maaf bukan namamu yang lucu, tapi peserta yang berada di depan kita itu.”
Carldika menunjuk kepada seseorang bertubuh ramping yang seluruh wajahnya ditutupi topeng dan kepalanya ditutupi oleh jubah berwarna hitam
“Oh begitu, kupikir namaku yang kau anggap lucu. Hahahahh”
“Wah hampir saja lupa, aku Carldika Panthera asalku dari hutan Aggresia, senang berkenalan denganmu tuan Ruinz.”
“Tak usah terlalu formal begitu, kita ini temankan?”
Greb, Ruinz mendekap Carldika dengan kuat menggunakan tangan kanannya.
“Aku Reinz adiknya salam kenal Carldika.”
“Au, iya, kita teman, salam kenal juga tuan Reinz. Tapi ngomong-ngomong, di pintu yang kau masuki tadi kau menghadapi apa tu- maksudku Ruinz?”
“Owh pintu nomor 100 itu, aku menghadapi sebuah golem besar yang tingginya sekitar 5 meter. Cukup sulit juga mengalahkannya.”
“Tapi ujian ketiga ini berbentuk pertarungan bisa saja kakak akan menghadapi Carldika di pertarungan nanti.”
[Baiklah akan saya umumkan urutan pertandingan yang akan dilaksanakan besok siang. Pertandingan pertama adalahpertandingan antara putri es Frozza Shapira melawan pendekar bertopeng, dan pada peretandingan kedua kita akan melihat pertarungan antara Ruinz melawan sang penakluk naga kita Carldika Panthera, dan pemenangannya akan berhadapan di babak final untuk memperebutkan gelar juara sekaligus diterima langsung di guild kami yaitu AMARTA . Begitu saja pengumuman dari saya semoga para peserta dapat mempersiakan diri dengan sebaik-baiknya untuk pertempuran besok pagi]
“Tak kusangka ternyata kita akan langsung bertempur besok pendekar penakluk naga Carldika, kuharap tidak akan ada dendam siapapun yang kalah nanti.”
“Haha, tentu saja, hubungan pertemanan yang kita miliki tidak akan putus tuan Ruinz. Mari lakukan yang terbaik besok hari. Lagipula, tidak usah memanggilku dengan julukan penakluk naga dong, kan nggak enak didengarnya.”
Carldika mengatakan hal tersebut sambil tersipu malu.
“Baiklah-baiklah. Hei, Carldika! Untuk lebih memeriahkan pertarungan besok bagaimana kalau kita bertaruh. Siapa yang menang besok boleh mendapatkan satu permintaan kepada pihak yang kalah dan pihak yang kalah tidak boleh menolaknya apapun permintaan itu. Bagaimana, apa kau mau menerimanya?”
“Sepertinya menarik, akan kuterima tuan Ruinz”
Carldika pun menjabat tangan Ruinz sebagai tanda kesiapannya dalam taruhan tersebut.
[Para peserta sekalian, anda dipersilahkan untuk mengistirahatkan diri anda, untuk menghadapi pertarungan yang akan dilangsungkan besok siang]
“Wuuuaaahhhmm... aku ngantuk sekali, Reinz ayo kita istirahat dulu, kau mau ikut serta dengan kami Carldika?”
“Tidak, aku mau memastikan sesuatu terlebih dahulu”
“???... Memastikan apa Carl?”
Tanya Ruinz.
“Wajah di balik topeng peserta bernama Pendekar Bertopeng itu. Aku benar-benar sangat penasaran.”
“.......”
“Kukira apa, kau ini benar-benar kurang kerjaan Carldika, ayo Reinz!”
“Kurang kerjaan katamu! Ini merupakan suatu misteri yang harus dipecahkan. Apa kau tidak mau tau seperti apa wajahnya? Mungkin saja dia memiliki bibir yang lebar atau juga gigi yang sangat besar. Aaaaahhhh....memikirkan itu saja membuatku tambah penasaran”
.......
“Setelah kupikir-pikir, aku juga akan ikut dalam penyelidikan ini”
“Kakak sudah cukup, kau harus mengistirahatkan tubuhmu untuk pertarungan besok. Kapan saja kita bisa melakukan hal itu, yang lebih penting sekarang adalah memikirkan tentang pertempuran yang akan kau lakukan besok kakak.”
“Kau benar juga Reinz, Carldika sahabatku maaf, lain kali aku akan ikut”
“Tidak apa-apa koq Ruinz tapi jangan menyesal ya dan selamat membayangkan wajah di balik topeng peserta Pendekar Bertopeng ya daadaah.”
Reinz langsung memegang bagian belakang dari kerah baju Ruinz dan menyeretnya menjauh dari Carldika.
“Uuuuuuggghhh... Reinz, aku ingin ikut.”
“Sudahlah kakak pesiapan besok lebih penting.”
Tanpa memperdulikan ucapan dan rontaan kakaknya tersebut, Reinz menyeret kakaknya yang kelihatannya sangat ingin ikut dengan Carldika itu, pergi menjauh.
“Oh iya sebelum itu, di mana kita akan menginap malam ini ya?”
“Tenanglah guild AMARTA sudah menyediakan fasilitas penginapan bagi para peserta. Itu dia di sebelah sana.”
Ruinz menunjuk ke salah satu bangunan besar yang di depannya tertulis penginapan peserta yang berada di samping kiri mereka.
“Hei-hei apa kau yakin mau melakukan ini Carldika?”
Carldika yang sangat penasaran itu mengikuti pemuda yang bernama pendekar bertopeng itu dari belakangnya sampai menuju kamar peristirahatannya yang terletak di lantai dua.
“Tentu saja kalau aku tidak melakukannya sekarang aku tidak akan bisa tidur sampai besok. Lagipula salah dia sendiri kenapa wajah harus ditutup segala?”
“Kau ini bener-bener deh selalu saja melakukan hal yang aneh-aneh. Tapi Carldika masalahnya kenapa kita harus berpakaian seperti pencuri?”
Meigo kelihatan sangat tidak senang dengan pakaian yang mereka kenakan itu.
“Bukan pencuri tapi ninja. Itu dia si Pendekar bertopeng, dia mau masuk ke kamarnya, ayo kita menyelinap ke dalam kamarnya Meigo.”
Carldika pun secepat kilat merubah dirinya ke bentuk pertama dan dengan kecepatan yang sangat tinggi dia mendahului  pendekar bertopeng tersebut memasuki kamar. Dan bersembunyi dibawah meja yang berada didekat pintu kamar.
“Ayo kita lihat seperti apa wajahnya Meigo......”
Pendekar Bertopeng itu masuk ke dalam. Tanpa memeriksa keadaan sekitarnya dia melepaskan jubah yang menutupi kepalanya dan terlihatlah rambut merah panjangnya terurai sampai menutupi punggungnya.
(Rambut merah, sepertinya aku pernah melihat warna rambut ini)
BRAK
Tanpa sadar kepala Carldika membentur bagian bawah dari meja tersebut. Terkejut oleh suara tersebut pendekar bertopeng tersebut langsung memeriksa bagian bawah meja yang berada dibelakangnya.
“Siapa di sana!”
Dengan sangat cepat laki-laki berambut merah itu mengangkat meja yang terletak di belakangnya. Tapi tidak terlihat siapapun di sana hanya seekor kucing hitam imut yang lari keluar ruangan.
“Huff..ternyata hanya seekor kucing. Kukira siapa? (hampir saja penyamaranku terbongkar, kalau sampai ketahuan bisa-bisa aku akan didiskualifikasi dari ujian ini).”
“Tunggu! Tadi yang keluar ruangan itu adalah seekor kucing yang berwarna hitam kan? Aaaaahhh sial. Kemana perginya kucing itu?.”
Dengan cepat dia segera keluar ruangan itu dan mencari ke mana perginya kucing hitam tersebut.
“Kalau dugaanku benar aku bisa dilaporkan kepada panitia, mudah-mudahan saja dugaanku tersebut meleset.”
“Tadi itu nyaris sekali, untung saja kecepatan yang kumiliki ini sangat berguna. Sekarang sebagai hasilnya aku malah terjebak di dalam kamar mandi ini semoga saja dia langsung tidur dan tidak menggunakan kamar mandi ini.”
Tiba-tiba saja pintu kamar mandi tersebut terbuka.
(Sial ada yang masuk, ke mana tempat sembunyi yang bagus, cepat...yakk!, sepertinya satu-satunya tempat yang aman hanya disitu.)
Kita kesampingkan dulu Carldika dan mari kita lihat bagaimana keadaan Ruinz.
“Waahhh bak mandi yang besar, ternyata AMARTA memiliki fasilitas yang lengkap. Sebaiknya aku segera berendam dulu sebelum tidur.”
Ruinz segera melepaskan bajunya dan membuka keran air panas yang terdapat diatas bak mandi tersebut, dan segera masuk ke bak mandi tersebut.
“Hufff... nyamannya. Laki-laki bernama Carldika itu, kata Reinz dia belum mengeluarkan semua kekuatan yang dimilikinya pada saat melawan naga tersebut. Sepertinya aku harus lebih bersungguh-sungguh dalam menghadapinya dan mengeluarkan semua yang kupunya termasuk melepas segel pedang Basiliks itu.”
“Aku takkan mau menjadi pecundang yang hanya bergantung kepada adikku. Karena itulah dalam pertandingan besok aku takkan kalah.”
Dikarenakan Reinz bukan peserta maka dia tidak diperbolehkan menginap di tempat yang sama dengan kakaknya Ruinz.
“Carldika Panthera, besok dia akan melawan kakakku. Semoga saja semuanya berjalan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang kutakutkan, seperti saat itu.”
Meigo yang selamat dari insiden mengungkap jati diri pendekar bertopeng itu, kembali mendatangi kamar tempat Carldika terjebak di dalam karena tindakan bodohnya sendiri.
“Carldika cepatlah keluar atau kau akan terkena masalah yang lebih rumit dari ini.”
Di dalam kamar itu terdengan suara air yang mengucur. Terlihatlah sesosok wanita yang sedang mandi menggunakan shower. Wanita tersebut mempunyai rambut merah yang panjangnya sepinggang. Terlihatlah kulit putih mulus yang dimilikinya sedang dibasahi oleh air panas.
“Haaahh... segar sekali, sekarang waktunya untuk berendam. Aku benar-benar beruntung pada saat itu pintu bernomor 13 yang kumasuki tidak terdapat apa-apa di dalamnya sehingga aku tidak perlu memperlihatkan kekuatanku pada para penonton.”
CLUUPP
Wanita tersebut mulai memasuki bak mandi yang telah terisi dengan air panas tersebut. Tanpa tahu bahwa di sana telah ditempati oleh seseorang.
“Bak mandi ini benar-benar cukup besar ya sepertinya dua atau tiga orang mungkin muat untuk berendam di dalam bak mandi ini.Haaahh... nyamannya, Frozza Shapira, lawan yang akan kuhadapi besok, melihat aksinya kemarin, sepertinya wanita itu mempunyai kekuatan yang cukup besar. Mau tak mau aku harus serius dalam menghadapinya, tapi... sebisa mungkin aku tidak boleh terlalu mencolok atau semua rencana yang kubuat ini akan berantakan.”
BLUP, BLUP, BLUP
Terdengarlah suara gelembung air dari dalam bak mandi tersebut.
(Sial susah sekali bernapas di sini, karena semua badanku terendam air aku jadisulit bergerak. Harus berpegangan pada sesuatu.)
GREB
(Dapat, sepertinya aku memegang sesuatu yang lembut, jangan-jangan ini...)
“Kyaaaa....ada sesuatu di dalam bak mandi ini. Akan kutarik dan kubunuh kau.”
Wanita tadi mencelupkan tangan kanannya ke dalam bak mandi dan meraih tangan seseorang yang berada di dalam bak mandi itu.
GREB
“Keluarlah, kau tukang intip!”
Dengan sekuat tenaga dia menarik laki-laki tersebut keluar dan membantingnya ke lantai kamar mandi, dan membuat laki-laki tersebut jatuh dalam keadaaan tertelungkup.
BRUAK
“Siapa kau orang mesum! Dan..... berhantilah memegang kakiku”
DUAGH
Wanita tersebut menendang orang tersebut sehingga membuatnya berdiri dan menabrak dinding.
BRUK
“Aw, sakit. Tapi, untunglah kabut di sini cukup tebal jadi penglihatannya dan aku tidak cukup jelas. Harus cepat mencari pintu keluar.”
Laki-laki tersebut yang ternyata adalah Carldika. Dia sedang mencoba mencari cara untuk bisa lolos dari keadaan yang cukup rumit itu.
“Takkan kubiarkan kau lolos tukang intip. Dimana kau sembunyi, tunjukkan wujudmu.”
“Dia semakin mendekat ini benar-benar sangat berbahaya.”
Carldika merayap di sepanjang dinding kamar mandi yang luas tersebut mencari pintu keluar, tapi dia hanya menemukan sebuah tombol. Tanpa sempat berpindah ketempat lain, wanita yang sedang dalam keadaan telanjang tersebut berhasil menangkap leher Carldika dengan tangan kanannya.
“Hehehehh, akhirnya kudapatkan kau, akan kucincang-cincang karena telah berani mengintip seorang wanita mandi. Mari kita lihat seperti apa wajah yang kau miliki.”
“Siaaalll, kuharap tombol ini dapat menolongku.”
KLIK
Dalam sekejap ruangan menjadi gelap gulita. Ternyata tombol yang ditemukan oleh Carldika itu merupakan sebuah tombol lampu.
(Syukurlah, ternyata tombol ini merupakan tombol untuk membuat ruangan ini menjadi lebih gelap, aku dapat lolos dari keadaan ini. Meigo cepatlah selamatkan aku.)
“Kenapa tiba-tiba saja ruangan ini menjadi gelap, kalau begini dia akan lolos dari hukumanku.”
Wanita tersebut semakin mempererat cengkramannya, agar tidak kehilangan lelaki mesum yang mencoba mengintipnya tersebut, sambil tangannya yang satu lagi mencari tombol lampu untuk membuat ruangan di kamar mandi tersebut menjadi terang benderang kembali.
KLIK
Kamar mandi tersebut kembali menjadi terang benderang. Dan wanita tersebut menarik tangan kiri yang mencengkram Carldika mendekat ke wajahnya, dan...ternyata yang sedang dia genggam ditangan kanannyaitu adalah seekor kucing hitam yang tengah dalam keadaan basah kuyup.
“Kucing lagi.......!!!”
Kucing hitam tersebut meronta-ronta, ingin melepaskan diri dari genggaman tangan wanita berambut merah itu.
“Siiiaaaalll.....!!!!”
BUAGH!
Wanita tersebut dengan sangat keras melempar kucing hitam itu ke lantai kamar mandi.
“Aduh! Sakit sekali!”
Kucing tersebut menabrak lantai dengan sangat keras dan lekas berdiri dan kemudian lari keluar dari kamar mandi tersebut meninggalkan wanita bermbut merah itu yang sedang dalam keadaan marah.
“Apa-apaan ini! kenapa yang kupengang malah seekor kucing. Tunggu dulu kucing hitam tadi berbicara kan??Jangan-jangan..harus segera kukejar.
Wanita berambut merah itu segera melangkahkan kakinya hendak keluar dari kamar mandi. Tapi tunggu dulu sebaiknya kau memakai sesuatu agar cerita ini tidak berubah menjadi novel porno.
“Baiklah tuan penulis.”<Wanita berambut merah>
Setelah mengenakan jubah mandi, dengan cepat wanita bermbut merah tersebut keluar dari kamarnya dan mencari di mana kucing hitam itu berada (dia pun tidak lupa mengenakan topeng yang selalu dipakainya). Tapi dia tidak menemukan apapun diluar kamarnya.
“Cepat sekali larinya. Tidak salah lagi pasti dia, hanya dia satu-satunya orang yang mempunyai seekor kucing hitam yang bisa berbicara. Awas ya! Kalau kita bertemu lagi akan ku pastikan kau menerima balasan yang sangat setimpal dariku..!”
Mengerikan, sangat mengerikan aura disekeliling tubuh indahnya keluar, yang bisa menyebabkan siapapun yang berada didekatnya pasti merasakan ketakutan yang sama pada saat menghadapi seekor monster yang sangat mengerikan.
Hacihh! Srut-srut.
“Hiii.. entah mengapa sekujur tubuhku mendadak menjadi merinding begini? Oh iya mungkin saja ini disebabkan karena aku belum makan dan mandi. Sebaiknya aku bergegas untuk mengambil kembali daging naga yang kutitipkan sama panitia itu.”
“Hei-hei-hei, Carldika apa kau sudah melupakan aku yang sudah menolongmu ini?”
“Ohh..Hai Meigo!Maaf, aku lupa hihihi.”
“Haaaahhh... gara-gara ide gilamu itu, aku yang mendapatkan dampaknya. Tubuhku masih merasakan sakit akibat lemparan wanita tersebut.”
“Iya, maafkan aku Meigo dan terima kasih atas pertolonganmu tadi kalau kau tidak segera datang dan berganti posisi denganku pastilah sekarang yang merasakan sakit itu adalah aku.”
“Akan kubuat kau merasakan apa yang kurasakan sekarang Carldika.”
Meigo menempelkan tubuhnya ke kaki kiri Carldika.
NYUTTT
“Adaw sakit, apa yang kau lakukan Meigo!? Kalau kau menempel begitu aku akan merasakan apapun yang kau rasakan selama ini karena sebenarnya kita ini berasal dari satu tubuh yang sama.”
“Kupikir kalau kulakukan hal itu kau akan lebih menghargai pengorbanan yang kulakukan.”
“Bukankah aku sudah mengatakan terima kasih. Dasar kau ini!.”
 (Tapi tadi itu apa ya, dua benda besar yang dilihat Meigo?)
“Aahh sudahlah, lebih baik aku segera mengisi perut ini.”
Carldika kemudian melangkahkan kakinya ke tempat dimana di menitipkan naga merah tersebut tapi dia tak menemukan seorangpun di sana.
“Lagi pada di mana? Kenapa tuan panitia itu tidak ada di sini?”
“Mungkin mereka sedang menyiapkan acara untuk pertarungan besok, Carl.”
“Hei! Pria berambut putih yang ada di sana!”
Tiba-tiba dari arah belakang muncul sesosok pria yang mengenakan seragam guild AMARTA dan mengenakan tanda pengenal yang terletak di dada kanannya.
“Kau pasti orang yang menitipkan naga yang mati tersebut kepada kami, iya kan.”
“Iya dan sekarang aku bermaksud untuk mengambilnya untuk dijadikan daging naga bakar.”
“Kalau masalah itu kau tak usah khawatir karena kami sudah menyiapkan daging naga merah itu. Sekarang hanya tinggal mau dijadikan masakan apa daging naga yang banyak itu.”
“Benarkah, kalau begitu tolong buatkan saja semua masakan yang enak dari daging naga itu.”
“Baiklah tuan.”
“Oh iya, undang saja semua orang untuk mencoba bagaimana enaknya daging naga itu. Kita adakan sebuah pesta, kau pun harus datang ya, dan juga tolong sampaikan terima kasihku untuk semuanya ya.”
“Akan kami lakukan segera.”
Setelah mengatakan hal tersebut Carldika langsung bergegas menuju ruangannya untuk mandi dan mengganti bajunya.
“Ketua sampai harus menyuruh kami melakukan semua hal ini. Memangnya seistimewa apa sih orang itu. Bahkan kau yang berpangkat dewan harus sampai memanggilnya dengan sebutan tuan.”
“Kau tak perlu untuk merasa iri seperti itu. Ketua mengatakan kalau pria itu adalah aset berharga untuk ambisi Sang Raja, apa kau mengerti Aero.”
Laki-laki tersebut memberikan sebuah tatapan tajam kearah Aero.
“Maafkan saya, tuan Flash.”
Ditengah tekanan yang dahsyat itu Aero hanya bisa terdiam, tanpa bisa berkata apa-apa lagi.
“Meigo ayo cepat masuk kesini kita harus segera mandi agar siap pada waktu pesta.”
“Tidak, sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau mandi.”
“Meigoo...”
Carldika yang tidak mau menerima alasan yang dibuatnya langsung keluar dari bak mandinya dan menangkap Meigo.
“Carldika apa yang kau lakukan!.”
Meigo hanya bisa diam saja melihat badannya yang diangkat dan kemudian diceburkan ke dalam bak mandi.
BYUR.
“Ayo sini biar kubersihkan badanmu Meigo.”
Tanpa ampun Carldika langsung mengambil sabun dan juga sikat yang terletak dipinggir bak mandinya dan menggosok tubuh Meigo dengan sangat kuat.
“Dasar bodoh sudah kubilang aku tidak mau mandi Carldika.”
“Hahahaha, tapi dengan begini badanmu menjadi bersih kan Meigo.”
Meigo hanya bisa cemberut mendengar gurauan Carldika itu.